Agape Kasih

View Original

Identitas "Penghibur" Menurut Roh Nubuat

Identitas Penghibur Menurut Roh Nubuat

Oleh Yolanda Kalalo-Lawton
 www.agapekasih.org

 

Berikut adalah komentar Ny. White tentang identitas PENOLONG atau PENGHIBUR atau PENGANTARA dalam Kitab Yohanes pasal 14, yang saya bicarakan dalam artikel sebelumnya yang anda dapat baca dengan menekan tautan ini “Identitas Penolong Dalam Kitab Yohanes.”

Agar kita lebih mengerti konteks mengapa Kristus menyebut sang Penolong/Penghibur itu dengan istilah “Penolong yang lain,” saya mengajak anda untuk membaca seluruh Bab 73 dari buku “The Desire of Ages (Kerinduan Segala Zaman)” yang berjudul “Janganlah Gelisah Hatimu.”

Bab 73: JANGANLAH GELISAH HATIMU
Diterjemahkan dari buku:
The Desire of Ages
Oleh: Ellen. G. White
Halaman: 662-680

 Memandangi para murid-Nya dengan kasih Ilahi dan rasa simpati, Kristus berkata, “Saat ini Anak manusia dimuliakan, dan Allah dimuliakan dalam Dia.” Yudas telah meninggalkan ruang atas tersebut, dan Kristus sendirian dengan kesebelas murid. Dia siap untuk membicarakan perpisahan mereka yang sedang mendekat; tetapi sebelumnya, Dia ingin menunjukkan tujuan agung dari misi-Nya. Selama itu hal tersebut tersimpan dalam diri-Nya. Merupakan suatu kegembiraan bagi-Nya bahwa semua hinaan dan derita itu akan memuliakan nama Bapa. Kepada hal inilah pertama-tama Dia mengarahkan pemikiran murid-murid-Nya. (DA662.1)

Lanjut berbicara menggunakan istilah yang penuh kasih, “Anak-anak-Ku,” Kata-Nya, “Hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.” (DA 662.2)

Murid-murid tidak gembira ketika mendengar hal ini. Ketakutan menimpa mereka. Mereka mendekati Juru Selamat itu; Tuan dan Tuhan mereka, Guru dan Teman tercinta mereka, Dia lebih berharga bagi mereka daripada kehidupan itu sendiri. Selama ini kepada-Nya mereka mencari pertolongan dalam segala kesulitan mereka, untuk menghibur dalam kesedihan dan duka mereka. Sekarang Dia akan meninggalkan mereka, segelintir orang-orang kesepian yang hanya bergantung pada-Nya. Bayangan hitam memenuhi hati mereka. (DA662.3) 

Namun kata-kata Juru Selamat itu kepada mereka penuh dengan harapan. Dia tahu bahwa mereka akan diserang oleh musuh, dan Dia tahu bahwa tipu daya Setan begitu efektif bagi mereka yang gundah oleh sebab kesukaran. Sebab itu Dia menuntun mereka jauh dari “segala sesuatu yang dapat dilihat,” kepada “segala sesuatu yang tidak dapat dilihat.” 2 Korintus 4:18. Dari pengasingan dunniawi Dia mengarahkan pikiran mereka ke rumah surgawi. (DA662.4)

“Janganlah gelisah hatimu,” Kata-Nya; “percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Demi kebaikanmu Aku telah datang ke dunia. Aku akan bekerja mewakilimu. Saat Aku pergi, Aku benar-benar akan tetap bekerja bagimu. Aku telah datang ke dunia untuk menunjukkan Diri-Ku padamu, agar kamu dapat percaya. Aku pergi kepada Bapa untuk kerja sama dengan-Nya mewakili kamu. Tujuan dari kepergian Kristus berbeda dengan apa yang ditakutkan oleh murid-murid. Kepergian itu bukan berarti perpisahan terakhir. Dia akan pergi menyediakan tempat bagi mereka, agar Dia dapat datang kembali dan menjemput mereka secara pribadi. Sementara Dia mendirikan rumah-rumah indah bagi mereka, mereka harus membangun karakter Ilahi yang sama. (DA663.1)

Para murid masih saja bingung. Tomas, yang selalu punya masalah dengan keraguan berkata, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ? Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” (DA663.2)

Tidak banyak jalan ke surga. Setiap orang tidak dapat memilih jalan-nya. Kristus berkata, “Akulah jalan: …tidak seorangpun datang kepada Bapa, kecuali melalui Aku.” Sejak Injil yang pertama dikhotbahkan di Eden, Injil itu menyatakan bahwa keturunan dari wanita itu akan meremukkan kepala si ular. Kristus telah diangkat sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Dia adalah jalan itu ketika Adam masih hidup, ketika Habel mempersembahkan pada Allah darah domba yang terembelih, yang mewakili darah Juru Selamat. Kristus adalah jalan dimana para bapa dan para nabi diselamatkan. Dia adalah jalan yang hanya oleh-Nya kita dapat sampai kepada Bapa. (DA663.3)

“Sekiranya kamu mengenal Aku,” kata Yesus, “pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Tetapi para murid itu belum juga mengerti. “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” Seru Filipus, “dan itu sudah cukup bagi kami.” (DA663.4)

Keheranan dengan kurangnya pengertian mereka, Kristus bertanya dengan sedih dan takjub, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,” Mungkinkah kamu tidak melihat Bapa di dalam pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan melalui Aku? Tidak percayakah kamu, bahwa Aku telah datang untuk menyaksikan Bapa? “Bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?” “Dia yang telah melihat Aku, telah melihat Bapa.” Kristus tidak berhenti sebagai Allah ketika Dia menjadi manusia. Walaupun Dia telah merendahkan Diri-Nya dalam kemanusiaan, Ke-Ilahian masih tetap milik-Nya. Hanya Kristus yang dapat mewakili Bapa kepada manusia, dan perwakilan ini telah ditunjukkan secara khusus kepada murid-murid itu selama lebih dari tiga tahun. (DA663.5)

“Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” Barangkali iman mereka dapat secara pasti diletakkan di atas bukti yang ditunjukkan dalam pekerjaan-pekerjaan Kristus, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang tidak seorang manusiapun pernah lakukan, atau akan pernah dapat lakukan. Pekerjaan Kristus itu bersaksi tentang KeIlahian-Nya. Melalui Dia, Bapa telah dinyatakan. (DA664.1)

Jika saja murid-murid percaya hubungan penting antara Bapa dan Anak ini, iman mereka tidak akan hilang ketika mereka melihat penderitaan dan kematian Kristus demi menyelamatkan dunia yang akan binasa ini. Kristus sedang mencoba untuk menuntun mereka dari kondisi iman mereka yang lemah kepada suatu pengalaman yang dapat mereka miliki jika saja mereka benar-benar menyadari siapa Diri-Nya, --Allah di dalam tubuh manusia. Dia menginginkan mereka untuk dapat melihat bahwa iman mereka harus dituntun kepada Allah dan berjangkar pada-Nya. Betapa sungguh-sungguh dan penuh kasih sayangnya Juru Selamat itu dalam usaha-Nya mempersiapkan murid-murid menghadapi badai cobaan yang akan segera menimpa mereka. Betapa inginnya Dia menaungi mereka di dalam Allah. (DA 664.2)

Sementara Kristus menyampaikan kata-kata ini, kemuliaan Allah menyinari raut wajah-Nya, dan semua yang hadir merasakan suatu ketakjuban yang sakral saat mereka mendengar dengan penuh perhatian akan kata-kata-Nya. Dengan pasti, hati mereka lebih tertarik kepada-Nya; dan saat mereka sedang ditarik kepada Kristus dalam kasih yang lebih besar lagi, mereka ditarik dekat dengan sesamanya juga. Mereka merasa bahwa surga sudah hampir, dan bahwa kata-kata yang mereka sedang dengarkan adalah kabar bagi mereka dari Bapa surgawi. (DA 664.3)

“Sesungguhnya Aku berkata padamu,” Lanjut Kristus, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Juru Selamat itu sangat ingin agar murid-murid-Nya mengerti apa tujuan dari persatuan Ke-Ilahian-Nya dengan kemanusiaan. Dia telah datang ke dunia ini untuk menunjukkan kemuliaan Allah, agar manusia dapat dimuliakan oleh kuasa pemulihan itu. Allah diwujudkan dalam-Nya agar Dia dapat diwujudkan dalam mereka. Yesus tidak dapat menunjukkan kualitas dan tidak mempraktekkan kuasa yang tidak dapat dimiliki oleh manusia melalui iman kepada-Nya. Kemanusiaan-Nya yang sempurna itu dapat dimiliki oleh semua pengikut-Nya, apabila mereka bergantung kepada Allah, sama seperti yang didemonstrasikan-Nya. (DA 664.4)

“Bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” Kalimat ini tidak dimaksudkan Kristus bahwa pekerjaan murid-murid akan lebih mulia sifatnya daripada pekerjaan-Nya, tetapi maksud-Nya bahwa pekerjaan mereka akan manjangkau lebih luas. Dia tidak mengacu hanya pada pekerjaan mujiza(, tetapi kepada semua yang akan terjadi di bawah pekerjaan Roh Kudus. {DA 664.5)

Sesudah kenaikan Tuhan, murid-murid menyadari kegenapan dari janji-Nya. Adegan dari penyaliban, kebangkitan dan kenaikan Kristus menjadi realitas hidup bagi mereka. Mereka melihat bahwa nubuatan-nubuatan itu benar-benar telah digenapi. Mereka menyelidiki Kitab Suci, dan menerima ajaran-ajaran itu dengan iman dan kepastian yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Mereka tahu bahwa Guru Ilahi itu adalah benar-benar apa yang Dia katakan tentang Diri-Nya. Sementara mereka menceritakan pengalaman mereka dan memuliakan kasih Allah, hati para pendengar luluh dan takluk, dan jumlah besar pendengar percaya pada Yesus. (DA 667.1)

Janji dari Juru Selamat kepada murid-murid-Nya itu adalah janji yang sama kepada gereja-Nya hingga akhir zaman. Allah tidak merancang rencana agung-Nya dalam penebusan manusia hanya untuk mengakibatkan hasil-hasil yang kurang berarti. Semua yang akan terjun dalam pekerjaan itu, tidak akan meletakkan kepercayaan mereka pada apa yang dapat mereka lakukan, tetapi pada apa yang Allah dapat lakukan untuk mereka dan melalui mereka. Mereka pasti akan menyadari kegenapan janji-Nya. “Pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar akan kamu lakukan,” Kata-Nya; “sebab Aku pergi kepada Bapa.” (DA 667.2)

Namun, murid-murid belum juga mengenal sumber dan kuasa tak terbatas dari Juru Selamat itu. Kata-Nya kepada mereka, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku.” Yohanes 16:24. Dia menerangkan bahwa rahasia dari kesuksesan mereka ada di dalam permohonan kuat dan rahmat dalam nama-Nya. Dia akan menghadap Bapa untuk memohon bagi mereka. Doa dari pemohon yang rendah hati akan disampaikan-Nya sebagai permohonan-Nya sendiri, mewakili jiwa si pemohon. Setiap doa yang sungguh-sungguh akan didengar di surga. Mungkin permohonan itu tidak diutarakan dengan fasih, tetapi jika hati ada di dalamnya, doa itu akan naik ke kaabah di mana Yesus sedang melayani, dan Dia akan mempersembahkan doa itu kepada Bapa tanpa kata-kata ganjil yang terbata-bata, tetapi terdengar indah dan berbau harum dengan dupa kesempurnaan-Nya sendiri. (DA 667.3)

Jalur ketulusan dan kejujuran bukanlah jalur yang bebas dari hambatan, tetapi dalam setiap kesulitan kita dapat melihat hal itu sebagai suatu panggilan untuk berdoa. Tidak ada seorang makhluk hidup yang berkuasa, yang tidak menerima kuasa itu dari Allah, sumber di mana kuasa itu berasal, yang tersedia bahkan bagi makhluk manusia yang terlemah sekalipun. “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku,” Kata Yesus, “Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (DA 667.4)

“Dalam nama-Ku,” Kristus menawarkan doa pada para murid-Nya. Dalam nama Kristus, para pengikut-Nya akan berdiri di hadapan Allah. Melalui harga pengorbanan yang dilakukan-Nya bagi mereka, mereka menjadi berharga di mata Tuhan. Oleh sebab kebenaran Kristusilah yang diperhitungkan, mereka dinyatakan berharga. Demi Kristus, Tuhan mengampuni mereka yang takut akan Dia. Dia tidak melihat keburukan dalam orang berdosa. Dia melihat mereka melalui potret Anak-Nya, kepada siapa mereka percaya. (DA 667.5)

Tuhan kecewa apabila umat-Nya membuat perkiraan yang rendah untuk diri mereka. Dia ingin agar pewaris pilihan-Nya itu menghargai diri mereka sesuai dengan harga yang telah Dia tetapkan bagi mereka. Allah menginginkan mereka. Jika tidak, Dia tidak bakal mengirimkan Anak-Nya dalam tugas yang sangat mahal itu demi menebus mereka. Dia membutuhkan mereka, dan Dia sangat senang apabila mereka membuat permohonan tertinggi pada-Nya, agar mereka dapat memuliakan nama-Nya. Mereka dapat mengharapkan hal-hal yang besar jika mereka beriman pada janji-janji-Nya. (DA 668.1)

Tetapi berdoa di dalam Nama Kristus mempunyai arti yang lebih luas. Hal ini berarti bahwa kita menerima karakter-Nya, mewujudkan roh-Nya, dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Janji Juru Selamat itu diberikan dengan syarat. “Jikalau kamu mengasihi Aku,” Kata-Nya, “Kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Dia menyelamatkan manusia, bukan di dalam dosa, tetapi dari dosa; dan mereka yang mengasihi-Nya akan menunjukkan kasih mereka melalui penurutan. {DA 668.2}

Semua penurutan yang sungguh-sungguh datang dari lubuk hati. Dengan Kristus, segala sesuatu adalah pekerjaan yang berhubungan dengan hati. Apabila kita izinkan, Dia akan mengidentifikasikan Diri-Nya dengan pemikiran-pemikiran dan tujuan-tujuan kita. Jadi, satukanlah hati dan pikiran kita sesuai dengan kehendak-Nya agar ketika kita menuruti-Nya, kita tidak akan menuruti keinginan-keinginan hati kita sendiri. Kemauan itu, setelah dimurnikan dan dikuduskan, akan mendapatkan kesenangan tertinggi dalam melakukan pelayanan kepada-Nya. Apabila kita mengenal Allah sebagai suatu keistimewaan bagi kita untuk mengenal Dia, hidup kita akan menjadi suatu hidup yang selalu menurut. Dalam rasa penghargaan akan karakter Kristus, melalui hubungan erat dengan Allah, dosa akan menjadi kekejian bagi kita. {DA 668.3}

Sebagaimana Kristus telah hidup sesuai hukum dalam kemanusiaan-Nya, demikian pula kita dapat melakukannya jika kita berpegang pada seorang yang lebih kuat itu untuk mendapat kekuatan. Tetapi janganlah kita menempatkan tanggung jawab dari tugas kita kepada orang lain, dan menunggu mereka untuk mengatakan pada kita apa yang harus kita lakukan. Kita tidak dapat bergantung pada nasihat manusia. Tuhan akan mengajar kita apa tugas kita sama seperti Dia mau mengajarkannya pada orang lain. Jika kita datang kepada-Nya dalam iman, secara pribadi Dia akan menunjukkan rahasia-rahasia-Nya pada kita. Hati kita akan membara dalam diri kita seperti ketika Dia mendekati kita untuk berbicara dengan kita sebagaimana yang Dia lakukan pada Henokh. Mereka yang memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan Allah, setelah mereka memohon pertolongan di hadapan-Nya, akan mengetahui jalan mana yang harus mereka tempuh, dan mereka bukan saja hanya akan menerima pengetahuan, tetapi akan menerima kekuatan juga. Kuasa penurutan untuk melayani akan menjadi bagian mereka sesuai yang dijanjikan Kristus. Apa saja yang diberikan kepada Kristus—“segala sesuatu” untuk memenuhi kebutuhan orang-orang berdosa—telah diberikan kepada-Nya sebagai kepala dan wali dari manusia.  Dan “apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yohanes 3:22. (DA 668.4)

Sebelum Dia menyerahkan Diri-Nya sebagai korban, Kristus memohon akan pemberian yang terpenting dan sempurna untuk para pengikut-Nya, yaitu sebuah pemberian yang akan membawa sumber kasih karunia yang tak terbatas di antara mereka. “Aku akan minta kepada Bapa,” katanya, “dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yohanes 14:16-18, margin. {DA 668.5}

Roh itu telah ada di dunia sebelumnya. Sejak mulainya pekerjaan penebusan, Dia telah menggerakkan hati manusia. Namun saat Kristus berada di bumi, murid-murid tidak menginginkan penolong yang lain.  Hanya ketika mereka kehilangan kehadiran-Nya, barulah mereka merasakan kebutuhan akan Roh, dan Dia akan datang. (DA 669.1)

Roh Kudus adalah perwakilan Kristus, tetapi terpisah dari kepribadian kemanusiaan, dan bebas daripadanya. Terhalang oleh kemanusiaan, Kristus tidak dapat berada di semua tempat secara pribadi. Oleh sebab itu demi kepentingan mereka, Dia harus pergi kepada Bapa, dan mengirimkan Roh sebagai pengganti-Nya di bumi. Tak akan ada seorangpun yang lebih beruntung oleh karena lokasi atau kontak pribadi dengan Kristus. Oleh Roh, Juru Selamat itu akan dapat diakses oleh semua orang. Dalam arti ini Dia akan lebih dekat kepada mereka daripada jika Dia tidak naik ke tempat yang tinggi. (DA 669.2)

“Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yesus membaca masa depad dari murid-murid-Nya. Dia melihat satu di antara mereka akan digiring ke tiang gantung, yang lain akan disalib, yang lain akan digiring ke pulau terasing di tengah lautan, yang lain akan dianiaya dan mati. Dia menguatkan mereka dengan janji bahwa di setiap cobaan, Dia akan beserta dengan mereka. Janji itu belum kehilangan kekuatannya. Tuhan tahu semua pelayan-Nya yang setia yang oleh sebab Dia, mereka terbaring di penjara atau dibuang ke pulau-pulau yang terpencil. Dia menghibur mereka dengan kehadiran pribadi-Nya. Jika demi kebenaran seorang yang percaya berdiri di hadapan pengadilan orang jahat, Kristus akan berdiri di samping mereka. Semua celaan yang akan menimpa mereka, akan menimpa Kristus. Kristus akan dikutuk kembali di dalam diri murid-Nya. Saat salah seorang terkurung di antara dinding-dinding penjara, Kristus menghibur hati dengan kasih-Nya. Saat seorang menderita kematian demi Dia, Kristus berkata, “Akulah Dia yang hidup, dan telah mati; dan lihatlah, Aku hidup selamanya,… dan memegang kunci neraka dan kematian.” Wahyu 1:18. Hidup yang dikorbankan bagi-Ku akan dilestarikan sampai pada kemuliaan abadi. (DA 669.3)

Setiap waktu di mana saja, dalam semua duka dan derita, saat pandangan tampak gelap dan masa depan membingungkan dan kita merasa tak berdaya dan sendiri, Penolong itu akan dikirimkan sebagai jawaban dari doa yang penuh iman. Keadaan mungkin akan memisahkan kita dari setiap sahabat dunia; tetapi tidak ada keadaan, tidak ada jarak, yang dapat memisahkan kita dari Penolong surgawi. Di manapun kita berada, ke manapun kita pergi, Dia tetap selalu berada di samping kanan kita untuk menyokong, menyanggah, memagang, menegakkan, dan memberi semangat. (DA 669.4)

Murid-murid masih saja tidak mengerti kata-kata Kristus dalam arti roh, dan Dia kembali menerangkan maksud-Nya. Oleh Roh, kata-Nya, Dia akan menunjukkan Diri-Nya kepada mereka. “Penghibur itu, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.” Kamu tidak lagi akan berkata, aku tidak mengerti. Kamu tidak lagi akan memandang melalui suatu kaca yang kabur. Kamu akan “bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.” Efesus 3:18, 19. (DA 670.1)

Murid-murid akan menjadi saksi dari hidup dan pekerjaan Kristus. Oleh kesaksian-kesaksian mereka, Dia akan berbicara kepada semua orang di permukaan bumi. Tetapi dalam kehinaan dan kematian Kristus, mereka akan menderita suatu cobaan dan kekecewaan besar. Setelah pengalaman itu, perkataan mereka nanti akan lebih tepat, sebab Yesus telah berjanji bahwa Penolong itu akan “mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (DA 670.2)

“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu” Lanjut-Nya “tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Sebelumnya, Yesus telah mengatakan kepada murid-murid-Nya kebenaran itu secara ringkas. Tetapi masih sulit bagi mereka untuk mengerti pelajaran-pelajaran-Nya terlepas dari tradisi-tradisi dan bentuk ajaran para ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka telah diajar untuk menerima ajaran dari rabi-rabi sebagai suara Allah, dan hal itu masih kuat berakar dalam pikiran mereka, dan telah membentuk perasaan mereka. Ide-ide duniawi, segala sesuatu yang sementara, masih melingkupi sebagian besar pikiran mereka. Mereka tidak mengerti sifat sebenarnya dari kerajaan Kristus, meskipun Dia sudah sering menerangkan kepada mereka. Pemikiran mereka menjadi bingung. Mereka tidak mengerti arti dari ayat-ayat Kitab Suci yang Kristus sampaikan. Banyak dari ajaran-Nya itu nampak hilang di antara mereka. Yesus melihat bahwa mereka tidak mengerti arti sesungguhnya dari kata-kata-Nya. Dengan rasa prihatin Dia berjanji bahwa Roh Kudus akan mengingatkan kata-kata tersebut dalam pemikiran mereka. Dan Dia membiarkan banyak hal tak diucapkan, hal-hal yang tidak dapat dimengerti oleh murid-murid. Hal-hal inilah yang akan dijelaskan kepada mereka oleh Roh itu. Roh akan menghidupkan pengertian mereka, agar mereka dapat menghargai hal-hal surgawi. “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,” Kata Yesus, “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (DA 670.3)

Penolong itu disebut “Roh Kebenaran.” Pekerjaan-Nya adalah untuk menjelaskan dan menjaga kebenaran. Pertama-tama Dia akan tinggal di dalam hati sebagai Roh Kebenaran, dan dengan demikian, Dia menjadi Penolong/Penghibur. Ada hiburan dan ketenangan dalam kebenaran, tetapi tidak ada ketenangan dan hiburan yang sesungguhnya dalam kebohongan. Melalui teori-teori dan tradisi-tradisi yang salah, Setan berkuasa dalam pikiran. Dengan menuntun manusia kepada standar-standar yang salah, dia membentuk karakter yang salah. Melalui ayat-ayat Kitab Suci, Roh Kudus berbicara dalam pikiran dan menanamkan kebenaran dalam hati. Dengan demikian, Dia menonjolkan kesalahan, dan membuangnya dari dalam jiwa. Hanyalah Roh Kebenaran yang bekerja melalui Firman Allah, maka Kristus menarik umat pilihan-Nya kepada Diri-Nya.” (DA 671.1)

Dalam menjelaskan kepada murid-murid-Nya akan tugas Roh Kudus, Yesus ingin menginspirasikan kepada mereka dengan kegembiraan dan harapan yang telah menginspirasi hati-Nya Sendiri. Dia senang oleh pertologan yang berlimpah yang Dia sediakan bagi gereja-Nya. Roh Kudus itu adalah pemberian tertinggi dari segala pemberian yang dapat dianugerahkan-Nya dari Bapa-Nya untuk mengangkat umat-Nya. Roh itu akan diberikan sebagai suatu agen regenerasi (kelahiran kembali), dan tanpa roh, pengorbanan Kristus tidak akan berguna. Kuasa kejahatan telah diperkuat selama berabad-abad, dan penyerahan manusia kepada jerat setan ini sangat luar biasa. Dosa dapat ditolak dan dikalahkan melalui agen yang perkasa dalam Pribadi Ketiga dari KeIlahian, yang akan datang dengan kekuatan yang tidak terbatas, tetapi dalam kepenuhan kuasa Ilahi. Roh itulah yang mebuat apa yang telah dilakukan oleh Penebus Dunia itu menjadi mujarab. Rohlah yang membuat hati menjadi murni. Melalui Roh, seorang percaya menjadi bagian dari hakikat (karakter) Ilahi. Kristus telah memberi Roh-Nya sebagai suatu kuasa Ilahi untuk melawan semua warisan dan kecenderungan-kecenderungan yang telah terbudidaya kepada kejahatan, dan menanamkan karakter-Nya ke atas gereja-Nya.” (DA 671.2)

Tentang Roh itu Yesus berkata, “Ia akan memuliakan Aku.” Juru Selamat itu telah datang untuk memuliakan Bapa dengan menunjukkan kasih-Nya; demikian juga Roh akan memuliakan Kristus dengan menunjukkan kasih karunia-Nya bagi dunia. Gambar Allah itu akan direproduksi dalam kemanusiaan. Kehormatan Allah, kehormatan Kristus, terlibat langsung dalam penyempurnaan karakter umat-Nya. (DA 671.3)

“Dan kalau Ia (Roh Kudus) datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Nasihat tentang firman tidak akan berguna tanpa kehadiran terus menerus dan pertolongan Roh Kudus. Hal ini adalah satu-saatunya guru yang efektif dari kebenaran Ilahi. Hanya ketika kebenaran itu dituntun ke dalam hati oleh Roh, maka Dia akan menghidupkan hati nurani atau mengubah hidup itu. Seseorang mungkin dapat mengkhotbahkan firman Allah secarah harafiah, dia mungkin mengenal semua hukum dan semua janji; namun jika Roh Kudus tidak menanamkan kebenaran itu, tidak akan ada satu jiwapun yang akan jatuh ke atas Batu karang dan dihancurkan. Tak perduli berapa banyaknya pendidikan, tak ada keistimewaan yang betapapun besarnya, yang akan dapat membuat seseorang menjadi saluran terang, tanpa kerjasama Roh Allah. Penanaman bibit Injil tidak akan sukses jika bibit itu tidak diberi hidup oleh embun surga. Sebelum suatu buku dalam Perjanjian Baru ditulis, sebelum suatu khotbah tentang injil dikhotbahkan sejak kenaikan Kristus, Roh Kudus datang kepada murid-murid yang berdoa itu. Dan inilah kesaksian dari musuh-musuh mereka, “Kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu.” Kisah 5:28 (DA 671.4).

Kristus telah menjanjikan akan pemberian Roh Kudus kepada gereja-Nya, dan janji itu adalah milik kita sama seperti yang diberikan pada murid-murid yang pertama. Tetapi sama halnya dengan setiap janji, janji itu diberikan dengan syarat-syarat. Banyak yang percaya dan mengaku bahwa mereka menuntut janji Tuhan; mereka membicarakan tentang Kristus dan Roh Kudus, namun tidak menerima manfaatnya sebab mereka tidak menyerahkan jiwa mereka untuk dituntun dan dikontrol oleh agen-agen Ilahi. Kita tidak dapat menggunakan Roh Kudus. Rohlah yang menggunakan kita. Melalui Roh, Allah bekerja di dalam umat-Nya untuk “mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:13. Tetapi banyak yang tidak akan berserah. Mereka mau mengatur diri mereka sendiri. Itulah sebabnya mereka tidak menerima pemberian surgawi. Hanya kepada mereka yang menunggu Allah dengan rendah hati, yang menantikan tuntunan dan kasih karunia-Nya, Roh itu akan diberikan. Kuasa Allah menantikan permintaan dan penerimaan mereka. Berkat janji yang dimohon dengan iman, akan membawa semua berkat limpah yang lain di dalamnya. Roh itu diberikan sesuai dengan kemurahan kasih Kristus, dan Dia siap mengaruniakan kepada setiap jiwa sesuai dengan kapasitas penerimaannya. (DA 672.1)

Dalam percakapan-Nya dengan murid-murid, Yesus tidak memberi kesan kesedihan tentang semua penderitaan dan kematian-Nya. Kesan-Nya yang terakhir kepada mereka adalah kesan yang damai. Kata-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (DA 672.2)

Sebelum meninggalkan ruang atas, Juru Selamat memimpin para murid-Nya dalam lagu pujian-pujian. Tidak ada ratapan kesedihan terdengar dari suara-Nya, hanya dalam nada puji-puji paskah yang riang. {DA 672.3)

“Pujilah TUHAN, hai segala bangsa,

Megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

Sebab kasih-Nya hebat atas kita,

Dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya.

Haleluya! Mazmur 117. (DA 672.4)

Selesai menyanyi, mereka keluar. Mereka menelusuri jalan-jalan yang padat, melewati pintu gerbang kota menuju ke bukit Zaitun. Perlahan mereka terus berjalan, masing-masing sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Ketika mereka mulai menanjaki bukit itu, Yesus berkata dalam nada yang penuh kesedihan yang dalam, “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.” Matius 26:31. Murid-murid mendengarkan dengan sedih dan keheranan. Mereka ingat bagaimana ketika dalam kaabah di Kapernaum, ketika Kristus berkata tentang Diri-Nya sebagai roti hidup, banyak yang tersinggung dan meninggalkan-Nya. Tetapi keduabelas murid itu belum menunjukkan diri mereka bahwa mereka tidak setia. Petrus, berbicara mewakili saudara-saudaranya, telah menyatakan kesetiaan pada Kristus. Dan Juru Selamat itu telah berkata, “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” Yohanes 6:70. Di ruang atas itu Yesus berkata bahwa salah satu dari dua belas orang itu akan menyangkal Dia, dan bahwa Petrus akan menyangkal-Nya. Tetapi saat itu, kata-kata-Nya mengacu kepada mereka semua. (DA 673.1)

Seketika itu juga suara Petrus terdengar dengan sungguh-sungguh memprotes, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Di ruang atas, dia telah menyatakan, “Aku akan menyerahkan nyawaku demi Engkau.” Yesus telah mengamar-nya bahwa malam itu juga dia akan menyangkal Penebus-nya. Saat itu Kristus mengulang kembali amaran tersebut, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tetapi Petrus berkata lebih sungguh-sungguh: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua yang lainpun berkata demikian juga.” Markus 14:29, 30, 31. Dengan penuh percaya diri mereka menyangkal kalimat yang berulang-ulang kali diucapkan oleh Dia yang tahu. Mereka tidak bersedia untuk dicobai; saat cobaan mengalahkan mereka, mereka akan mengerti kelemahan mereka sendiri. (DA 673.2)

Saat Petrus berkata bahwa dia akan mengikuti Tuhan-nya ke penjara sampai mati, dia bersungguh-sungguh dalam setiap kata yang terucap itu; tetapi dia tidak mengenal diri-nya sendiri. Tersembunyi dalam hati-nya adalah unsur-unsur buruk yang sewaktu-waktu dapat dihidupkan oleh kondisi keadaan. Jika dia tidak diperingatkan akan bahayanya, hal itu akan mengakibatkan kehancuran yang kekal. Juru Selamat melihat di dalam-nya sebagai seorang yang cinta dan percaya diri yang bahkan akan mengalahkan kasih-nya kepada Kristus. Banyak kelemahan dari ketidakdisiplinan dosa, roh kecerobohan, watak yang tidak baik, kelalaian yang membawa kepada cobaan, telah ditunjukkan dalam pengalaman-nya. Peringatan Kristus yang serius itu adalah panggilan untuk memeriksa diri sendiri. Petrus perlu untuk tidak percaya pada diri sendiri, dan memiliki iman yang lebih dalam pada Kristus. Jika saja dia menerima peringatan itu dengan rendah hati, dia dapat membuktikan diri-nya di hadapan Gembala kawanan domba itu bahwa dia dapat menjaga domba-domba-Nya. Saat berada di laut Galilea, hampir tenggelam dia berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Matius 14:30. Tangan Kristus direntangkan untuk menggenggam tangan-nya. Demikian juga saat itu, jika dia berseruh kepada Yesus, selamatkan aku dari diri-ku sendiri, dia pasti akan tertolong. Tetapi Petrus merasa bahwa dia tidak diberi kepercayaan, dan dia pikir hal itu adalah kejam. Dia tersinggung, dan dia malah menjadi lebih gigih membela kepercayaan diri-nya sendiri. (DA 673.3)

Yesus memandangi murid-murid dengan penuh rasa prihatin. Dia tidak dapat menghindarkan mereka dari kesengsaraan, tetapi Dia tidak akan meninggalkan mereka tanpa penolong. Dia meyakinkan mereka bahwa Dia akan mematahkan belenggu kubur, dan bahwa kasih-Nya bagi mereka tidak akan pernah gagal. “Akan tetapi sesudah Aku bangkit,” Kata-Nya, “Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” Matius 26:32. Sebelum penyengkalan itu terjadi, mereka sudah mendapat jaminan pengampunan. Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, mereka tahu bahwa mereka telah diampuni, dan dekat di hati Kristus.” (DA 674.1)

Yesus dan murid-murid sedang dalam perjalanan ke Getsemani. Di kaki Bukit Zaitun dia berhenti di tempat perhentian yang Dia biasanya kunjungi untuk meditasi dan berdoa. Juru selamat itu telah menerangkan kepada murid-murid akan misi-Nya di dunia dalam hubungan secara roh dengan-Nya yang mereka harus jalani. Pada saat itu Dia mengilustrasikan pelajaran tersebut. Bulan bersinar dengan terang sehingga Dia dapat melihat pokok anggur yang sedang lebat berbuah. Dia menarik perhatian murid-murid kepada pokok anggur tersebut, dan menggunakannya sebagai ilustrasi. (DA 674.2)

“Akulah pokok anggur yang benar,” Kata-Nya. Gantinya memilih pohon palem yang anggun, atau pohon cemara yang tinggi, atau pohon ek yang tegar, Yesus menggunakan pokok anggur yang carangnya selalu bergantung untuk melambangkan Diri-Nya. Pohon palem, cemara dan ek dapat berdiri sendiri. Pohon-pohon itu tidak membutuhkan tempat bergantung. Tetapi pokok anggur melilit pada jeruji, dan merayap ke arah langit. Demikian juga Kristus dalam kemanusiaan-Nya bergantung kepada kuasa Ilahi. “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri.” Kata-Nya. Yohanes 5:30. (DA 674.3)

“Akulah pokok anggur yang benar,” Orang-orang Yahudi menganggap pokok anggur sebagai tumbuhan yang paling mulia dan kaya, bermutu tinggi dan bermanfaat. Israel dilambangkan sebagai sebuah pokok anggur yang ditanam Allah di Tanah Perjanjian. Bangsa Yahudi mendasari harapan keselamatan mereka di atas fakta hubungan mereka dengan Israel. Tetapi Yesus berkata, Akulah pokok anggur yang benar. Jangan pikir bahwa karena hubungan dengan Israel itu kamu dapat mengambil bagian dalam hidup Allah dan menjadi pewaris-pewaris janji-Nya. Hanya melalui Aku saja maka hidup dalam roh itu dapat diterima.” {DA 675.1}

“Akulah pokok anggur, dan Bapa-Ku adalah pengusahanya.” Di atas bukit Palestina, Bapa surgawi kita telah menanam pokok anggur yang baik, dan Dia Sendirilah pengusahanya. Banyak orang tertarik pada keindahan pokok anggur itu, dan mengerti asal surgawi-Nya, tetapi bagi pemimpin-pemimpin Israel, pokok anggur itu tampak seperti suatu akar yang tercabut dari tanah yang kering. Meraka mengambil tumbuhan itu, mememar-Nya dan menginjak-injak-Nya di bawah kaki kotor mereka. Mereka bermaksud untuk menghancurkan-Nya selamanya. Tetapi Pengusaha Surgawi selalu menjaga tanaman-Nya. Ketika manusia berpikir bahwa mereka telah membunuh tumbuhan itu, Dia mengambil-Nya, dan menanam-Nya kembali di bagian luar tembok mereka. Batang pokok anggur itu tidak dapat dilihat lagi, disembunyikan dari teriakan kasar manusia. Tetapi carang-carang dari Pokok anggur itu tergantung melampaui tembok. Mereka akan mewakili Pokok Anggur itu. Melalui mereka, pencangkokkan itu dapat memberi persatuan kepada Pokok Anggur. Dari mereka, buah telah didapatkan. Hasil buahnya  itu telah dipetik oleh orang-orang yang melintasinya.” (DA 675.2)

“Akulah pokok anggur yang benar, kamulah ranting-rantingnya,” Kristus berkata kepada murid-murid-Nya. Walaupun Dia akan segera dipisahkan dar mereka, roh persatuan mereka dengan-Nya tidak akan berubah. Hubungan antara carang dan pokok anggur, kata-Nya, melambangkan hubunganmu yang bergantung pada-Ku. Batang itu dicangkokkan kepada pokok anggur yang hidup, dan setiap serat, setiap lapisan, akan bertumbuh ke dalam batang pokok. Hidup dari pokok anggur menjadi hidup dari carang. Maka jiwa yang mati dalam pelanggaran dan dosa-dosa akan menerima hidup melalui hubungan dengan Kristus. Oleh iman dalam-Nya sebagai Juru Selamat pribadi, persatuan itu akan terbentuk. Kelemahan orang berdosa akan disatukan kepada kuat kuasa Kristus, kekosongannya kepada kepenuhan Kristus, kelemahannya kepada keteguhan perkasa Kristus dalam menanggung derita. Maka dia akan memiliki pikiran Kristus. Kemanusiaan Kristus telah menyentuh kemanusiaan kita, dan kemanusiaan kita telah menyentuh Ke-Ilahian. Sehingga melalui perwakilan Roh Kudus, manusia menjadi pengambil bagian dari hakikat (karakter) Ilahi. Dia diterima dan dikasihi.” (DA 675.3)

Setelah persatuan dengan Kristus terbentuk, persatuan itu harus dijaga. Kristus berkata, “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Hal ini bukanlah sentuhan yang sementara, bukanlah hubungan yang hanya kadang-kadang. Carang menjadi bagian dari pokok anggur yang hidup. Komunikasi yang hidup, kekuatan dan keberhasilan dari akar kepada carang-carang harus tidak terhalang dan terus-menerus. Terpisah dari pokok anggur, carang tidak dapat hidup. Tidak lagi, kata Yesus, dapat kamu hidup terpisah dari Aku. Hidup yang kamu terima dari Aku dapat dijaga hanya oleh komunikasi yang terus-menerus. Tanpa Aku, kamu tidak dapat melawan satu dosapun, atau menolak satu cobaanpun.” (DA 676.1)

“Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu.” Tinggal dalam Kristus berarti sesuatu penerimaan yang tak putus-putusnya dari Roh-Nya, suatu hidup yang selalu berserah kepada pelayanan-Nya. Jalur komunikasi harus selalu terbuka antara manusia dan Allah-nya. Sebagaimana carang pokok itu secara terus-menerus menarik getah dari pokok anggur yang hidup, demikian juga kita harus berpegang kepada Yesus, dan menerima dari-Nya oleh iman, kekuatan dan kesempurnaan dari karakter-Nya. (DA 676.2)

Akar mengirimkan makanan melalui carang kepada ranting yang paling pucuk. Demikian juga Kristus mengkomunikasikan arus roh kekuatan itu kepada setiap orang percaya. Selama jiwa bersatu dengan Kristus, tak ada bahaya yang akan membuatnya layu atau membusuk.” (DA 676.3)

Kehidupan dari pokok anggur akan terlihat dalam buah yang harum pada carang-carangnya. “Dia yang tinggal di dalam Aku,” kata Yesus, “dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Jika kita hidup oleh iman kepada Anak Allah, buah-buah roh akan terlihat dalam hidup kita; tidak satupun akan hilang.” (DA 676.4)

“Bapa-Ku adalah pengusahanya. Setiap ranting dalam Aku yang tidak berbuah, Dipangkas oleh-Nya.” Jika carang itu hanya kelihatan dari luar seperti tercangkok kepada pokok anggur, tidak ada hubungan kehidupan, maka tidak akan ada pertumbuhan atau tidak akan berbuah. Jadi hanya kelihatannya saja ada hubungan dengan Kristus tanpa persatuan yang sungguh-sungguh dengan-Nya oleh iman. Pengakuan agama menempatkan umat-umat di dalam gereja, tetapi karakter dan perbuatan akan menunjukkan apakah mereka benar-benar ada dalam hubungan dengan Kristus. Apabila mereka tidak menghasilkan buah, mereka adalah carang-carang yang palsu. Terpisahnya mereka dari Kristus termasuk suatu kehancuran yang sempurna seperti yang dilambangkan oleh carang-carang yang mati. “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,” kata Kristus, “ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” (DA 676.5)

“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Dari keduabelas murid terpilih yang mengikuti Yesus, seorang yang merupakan ranting yang kering sebentar lagi akan dibuang; dan yang sisa akan mengalami pisau pemangkas dalam melewati cobaan yang pahit. Yesus dengan kelembutan khidmat menerangkan maksud dari pengusaha kebun itu. Pemangkasan akan mengakibatkan kepedihan, tetapi Bapalah yang menggunakan pisau pemangkas itu. Dia tidak bekerja dengan semena-mena atau dengan hati yang tidak peduli. Ada ranting-ranting yang merayap di tanah; ranting-ranting itu harus dipisahkan dari dukungan duniawi dimana carang-carang halusnya berpegang. Mereka harus naik ke atas, dan menemukan pegangan mereka di dalam Allah. Cabang-cabang yang terlalu lebat yang menarik hidup dari buah, harus dipangkas. Cabang-cabang yang terlalu lebat, harus dipangkas untuk memberikan kesempatan bagi cahaya penyembuhan dari Matahari Kebenaran. Pengusaha kebun memangkas tumbuhan yang berbahaya, agar buahnya dapat lebih banyak dan limpah. (DA 676.6)

“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,” kata Yesus, “yaitu jika kamu berbuah banyak.” Allah ingin mewujudkan melalui kamu yang kudus, yang murah hati, yang berbelas kasihan, karakter-Nya pribadi. Tetapi Juru Selamat itu tidak menganjurkan para murid untuk bekerja menghasilkan buah. Dia berkata pada mereka untuk tinggal di dalam Dia. “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku,” kata-Nya, “dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Oleh firman-Nya maka Kristus tinggal di dalam hati para pengikut-Nya. Hal ini adalah persatuan penting yang sama yang dilambangkan dengan memakan daging dan meminum darah-Nya. Firman Kristus adalah roh dan hidup. Oleh menerima Roh dan hidup itu, kamu menerima kehidupan dari pokok anggur. Kamu hidup “oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Matius 4:4. Hidup Kristus di dalam kamu, menghasilkan buah-buah yang sama seperti yang ada di dalam Dia. Hidup dalam Kristus, ketaatan kepada Kristus, disangga oleh Kristus, menarik makanan dari Kristus, kamu akan menghasilkan buah yang serupa dengan Kristus. (DA 677.1)

Dalam pertemuan dengan para murid-Nya itu, kerinduan besar yang ditunjukkan Kristus bagi mereka adalah agar mereka mengasihi satu dengan lain sebagaimana Dia telah mengasihi mereka. Berulangkali Dia mengatakan tentang hal ini. “Inilah perintah-Ku,” katanya berulang-ulang kali, “yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Kepada murid-murid itu, perintah ini adalah perintah baru; sebab mereka tidak mengasihi satu dengan lain sebagaimana Kristus mengasihi mereka. Dia mengerti bahwa ide-ide dan hasrat yang baru harus mengontrol mereka; dimana prinsip-prinsip baru itu haruslah dipraktekkan oleh mereka; oleh hidup dan kematian-Nya, mereka dapat menerima suatu konsep kasih yang baru. Perintah untuk mengasihi satu dengan yang lain memberi arti baru dalam ilustrasi pengorbanan diri-Nya. Seluruh pekerjaan pengampunan itu adalah suatu pelayanan kasih yang tidak putus-putusnya dari penyangkalan diri dan usaha pengorbanan diri. Setiap jam selama kehidupan Kristus di bumi, kasih Allah mengalir dari-Nya dengan aliran yang tak terbendung. Semua yang dikaruniai Roh Kudus akan mengasihi, sama seperti Dia telah mengasihi. Prinsip yang sama yang menggerakkan Kristus, akan menggerakkan mereka dalam setiap tingkah laku terhadap sesama. (DA 677.2)

Kasih inilah yang menjadi bukti dari pemuridan mereka. “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,” kata Yesus, “yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Jika semua manusia bersatu, bukan karena terpaksa atau karena maksud pribadi, tetapi karena kasih, mereka akan menghasilkan pekerjaan yang dipengaruhi oleh pengaruh yang melebihi pengaruh manusia. Di mana ada kesatuan, di situlah bukti bahwa gambar Allah sedang dipulihkan di dalam kemanusiaan, bahwa prinsip hidup baru sedang ditanamkan. Hal ini menunjukkan bahwa ada kuasa dalam hakikat alami Ilahi untuk melawan agen-agen gaib yang jahat, dan bahwa karunia Allah dapat menaklukkan keegoisan yang melekat di dalam sifat alami dari hati. (DA 678.1)

Kasih yang sama itu jika dipraktekkan di dalam gereja, pasti akan mengguncang kemarahan Setan. Kristus tidak memberi kesan bahwa jalan itu akan mudah ditempuh oleh murid-murid-Nya. “Jikalau dunia membenci kamu,” kata-Nya, “ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.” Injil ini harus disebarkan oleh peperangan yang giat, di tengah-tengah perlawanan, bahaya, kehilangan dan penderitaan. Mereka yang melakukan pekerjaan injil ini berarti mengikuti langkah-langkah Tuan mereka. (DA 678.2)  

Sebagai Penebus dunia, Kristus selalu dihadapkan pada kegagalan. Dia, sang pembawa kasih karunia kepada dunia kita ini, kelihatannya hanya melakukan pekerjaan kecil dibanding apa yang Dia ingin lakukan dalam membangkitkan dan menyelamatkan. Pengaruh Setan secara terus menerus selalu bekerja menentang jalan-Nya. Tetapi Dia tidak pernah patah semangat. Melalui nubuatan Yesaya, Dia menyatakan, “Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku… walaupun Israel tidak akan dikumpulkan, tapi Aku akan dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku akan menjadi kekuatanku.” (Diterjemahkan dari KJV). Kepada Kristuslah janji itu diberikan, “Beginilah firman TUHAN, Penebus Israel, dan Yang Kudus, Dia yang dihinakan orang, Dia yang dibenci oleh bangsa-bangsa;… Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.” Yesaya 49:4, 5, 7-10. (DA 678.3)

Di atas firman inilah Yesus berpijak, dan Dia tidak memberi kesempatan pada Setan. Saat langkah terakhir dari penghinaan Kristus akan dijejaki, saat duka terdalam mendekam jiwa-Nya, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, “Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.” “akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar. Yohanes 14:30; 16:11; 12:31. Dalam pandangan bernubuat, Kristus meneliti kejadian yang akan terjadi pada pertentangan akhir-Nya. Dia tahu bahwa saat Dia akan menyatakan, “Sudahlah genap,” seluruh surga akan menang. Telinga-Nya mendengar suara musik di kejauhan dan sorak kemenangan di pelataran surgawi, dan nama Kristus akan dikumandangkan dari satu dunia ke dunia yang lain di seluruh alam semesta. (DA 679.1)

Kristus bergembira bahwa Dia sudah melakukan bagi para pengikut-Nya sesuatu yang lebih dari apa yang dapat mereka minta atau pikirkan. Dia berkata dengan pasti, menyadari bahwa titah Yang Maha Kuasa telah diberikan sebelum dunia dijadikan. Dia tahu bahwa kebenaran, dilengkapi dengan senjata Roh Kudus, akan mengalahkan kontes melawan kejahatan; dan bahwa panji-panji yang dilumuri darah itu dalam kemenangan, akan berkibar di atas pengikut-pengikut-Nya. Dia tahu bahwa hidup dari murid-murid-Nya yang percaya akan sama seperti Dia, seri kehidupan kemenangan yang pasti, yang belum terlihat pada saat itu, tetapi akan terlihat kebesarannya di kemudian hari. (DA 679.2)

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu,” kata-Nya, “supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Kristus tidak gagal, Dia juga tidak kehilangan semangat. Dan pengikut-pengikut-Nya haruslah menyatakan suatu sifat ketekunan iman yang sama. Mereka haruslah hidup sebagaimana Dia telah hidup, dan berkerja sebagaimana Dia telah bekerja, sebab mereka bergantung kepada-Nya sebagai Tuhan dari Pekerja yang hebat. Keberanian, kekuatan dan ketekunan itu harus mereka miliki. Meski tampaknya ketidakmungkinan menghalangi jalan mereka, oleh karunia-Nya, mereka harus tetap maju. Mereka harus tetap tidak putus asa, dan penuh harapan dalam segala sesuatu. Oleh rantai emas dari kasih-Nya yang tak tertanding, Kristus mengaitkan mereka pada takhta Allah. Adalah tujuan-Nya bahwa pengaruh tertinggi di seluruh alam semesta, yang terpancar dari sumber segala kuasa, akan menjadi milik mereka. Mereka akan memiliki kuasa untuk menolak kejahatan, suatu kuasa yang tidak akan dikalahkan oleh bumi, kematian ataupun neraka. Kuasa yang akan menyanggupkan mereka untuk menang sebagaimana Kristus telah menang. {DA 679.3}

Kristus merancang agar peraturan surga, rencana pemerintahan surga, keharmonisan ilahi surga, akan diwakili di dalam gereja-Nya di bumi. Oleh sebab itu, di dalam umat-Nya Dia dimuliakan. Melalui mereka, Matahari Kebenaran itu akan memancarkan cahaya yang penuh kepada dunia. Kristus telah memberikan kepada gereja-Nya fasilitas-fasilitas yang lebih dari cukup, agar Dia dapat menerima hasil yang besar dari umat yang ditebus-Nya, milik yang dibayar mahal itu. Dia telah mengaruniakan kepada umat-Nya kemampuan-kemampuan dan berkat-berkat agar mereka dapat menjadi wakil dari kecukupan-Nya. Gereja yang diberkahi dengan kebenaran Kristus, adalah lumbung-Nya dimana kekayaan dari belas kasih, anugerah dan cinta-Nya akhirnya ditunjukkan secara penuh. Kristus menatapi umat-Nya dalam kemurnian dan kesempurnaan mereka sebagai pahala dari kehinaan-Nya dan sebagai pelengkap dari kemuliaan-Nya, yaitu Kristus, pusat yang perkasa dari mana datangnya pancaran seluruh kemuliaan itu. (DA 680.1)

Dengan tegar dan kata-kata yang penuh harapan itu, Juru Selamat itu mengakhiri instruksi-Nya. Kemudian Dia mencurahkan beban jiwa-Nya di dalam doa bagi murid-murid-Nya. Memandang ke surga, Dia berkata, “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau: Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (DA 680.2)

Kristus telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada-Nya untuk dilakukan. Dia telah memuliakan Allah di bumi. Dia telah menunjukkan nama Bapa. Dia telah mengumpulkan mereka yang akan melanjutkan pekerjaan-Nya di antara manusia. Dan Dia berkata, “Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (DA 680.3)

Dalam bahasa yang memiliki otoritas ilahi, Kristus menyerahkan gereja pilihan-Nya ke dalam tangan Bapa. Sebagai imam besar yang diurapi Dia menjadi perantara bagi umat-Nya. Sebagai gembala yang setia Dia mengumpulkan kawanan domba-Nya di bawah bayang Yang Mahakuasa, dalam benteng yang kuat dan teguh. Dia sedia menunggu pertarungan yang terakhir dengan Setan, dan Dia siap menghadapinya. (DA 680.4)

Silahkan tekan tautan berikut untuk membaca tulisan aslinya di:
www.whiteestate.org Judul Buku: “The Desire of Ages””
Bab 73: “Janganlah Gelisah Hatimu” Hal : 662-680

Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org
Januari 2021