Apakah Dosa Itu?

Apakah Dosa Itu?

Oleh Yolanda Kalalo-Lawton
 agapekasih.org

Asal Mula Dosa

Makhluk pertama yang menanamkan bibit dosa adalah Lusifer, seorang malaikat, anak Allah melalui ciptaan, yang kepadanya telah diberi kedudukan tertinggi di antara malaikat-malaikat ciptaan Tuhan yang lain. Dia diciptakan sempurna dan tanpa dosa (Yehezkiel 28:17). Hal yang perlu diperhatikan, dosa-dosa Lusifer tidak terdapat dalam hukum taurat Musa:

“Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmahmu kaumusnahkan demi semarakmu.” Yehezkiel 28:17.

“Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit….hendak menyamai Yang Mahatinggi.” Yesaya 14:13-14.

Dari kesombongan itulah lahir ketidak puasan, cinta diri, haus kuasa/ kehormatan, iri hati dan semua maksud jahat lain.

Tidak puas dengan posisinya, kendati dihormati lebih dari penduduk surgawi, dia berani mengingini kehormatan yang patut diberikan hanya untuk Pencipta-nya. Gantinya berusaha menjadikan Allah sebagai Yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan dari semua makhluk ciptaan, dia berusaha untuk mendapatkan layanan dan kesetian itu untuk dirinya sendiri. Dan mendambakan kemuliaan yang telah dinobatkan oleh Bapa yang Maha Agung itu kepada Anak-Nya. Pemimpin dari para malaikat itu bercita-cita menguasai apa yang menjadi hak khusus dari Kristus sendiri saja.” (Ellen White, PP hal. 35.2).

“Para malaikat dengan gembira mengakui keagungan Kristus, dan sujud di hadapan-Nya, mencurahkan kasih dan kekaguman mereka. Lusifer sujud bersama mereka, tapi dalam hatinya ada sesuatu yang ganjil, yang sedang bertentangan dengan sengit. Kebenaran, keadilan, dan kesetiaan bertarung dengan iri hati dan kecemburuan.” (Ellen White, PP hal. 36.3).

Dalam kasih yang limpah dan panjang sabar yang tak terhingga, Allah Bapa memberi kesempatan demi kesempatan kepada Lusifer untuk bertobat dari niat-niat jahat itu, tetapi dia yang telah diberi kuasa istimewa untuk memilih, menyalahgunakan hak pilih-nya untuk melawan Pencipta-nya sendiri, dan memutuskan diri-nya dari sumber hidup itu (1 Korintus 8-6; Yohanes 5:26). Tak ada seorangpun yang dapat hidup selamanya tanpa berkaitan langsung dengan sumber kehidupan itu sendiri! (Baca bab 1, buku “Para Nabi Dan Bapa” untuk pendalaman lanjut).


Adam Yang Pertama

Nama Adam berarti manusia dalam Bahasa Ibrani. Adam sebagai manusia ciptaan Tuhan yang pertama, diciptakan sebagai seorang dewasa, tidak lahir dari hasil perkawinan, dan tidak mengalami perkembangan dari bayi, seperti lazimnya keturunan-nya:

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Kejadian 1:27.

“Tuhan menciptakan manusia berhati jujur pada mulanya. Dia diciptakan dengan pikiran seimbang yang sempurna. Ukuran dan kekuatan organ-organ pikiran-nya dikembangkan dengan sempurna. Adam adalah tipe manusia yang sempurna.” (Testimony for the Church. — No. 21, p. 105.1, Ellen G. White).

“Adam yang pertama diciptakan suci, seorang makhluk tanpa dosa, tanpa setitik dosa pada-nya; dia diciptakan di dalam gambar Allah.” (SDA Bible Commentary, vol. 5 hal. 1128.4, Ellen G. White)

Bentuk fisik dan pikiran Adam sempurna dan tanpa dosa, sama seperti malaikat-malaikat dan Lusifer sebelum kejatuhan-nya. Tetapi seperti Lusifer, Adam memilih untuk melawan kehendak Pencipta-nya. Pilihan dari kedua makhluk ciptaan ini berbeda dalam rupa, tetapi sama akibatnya, yaitu keduanya memutuskan hubungan mereka dari Sumber Kehidupan mereka sendiri. Sebab hidup Allah yang kekal tidak lagi mengalir ke dalam kehidupan mereka, hasil pasti yang tak dapat dihindarkan adalah: mereka pasti akan mati.

“Dalam hal kekuatan apa yang ada dalam bentuk serangan terhadap Adam, apa yang menyebabkan kejatuhan-nya? Bukan dosa yang diam di dalam-nya; sebab Allah menciptakan Adam sesuai karakter-Nya Sendiri, suci dan tulus. Tidak ada prinsip-prinsip buruk di dalam Adam yang pertama, tidak ada kecenderungan-kecenderungan buruk atau kecondongan-kecondongan kepada kejahatan. Adam mulanya tidak berdosa seperti para malaikat di hadapan takhta Allah. Hal-hal ini tidak dapat dijelaskan, tetapi banyak hal yang sekarang kita tidak dapat mengerti, akan dibuat menjadi jelas; ketika kita dapat melihat sebagaimana kita terlihat, dan mengetahui sebagaimana kita diketahui.” (Manuscript Releases, vol. 16 [Nos. 1186-1235], p. 86.2, Ellen G. White)

Ilustrasi tentang pokok anggur yang diberikan Kristus, sangat jelas memberi kita gambaran tentang hidup fana manusia, yang menggambarkan bahwa hanya dalam Kristus hidup yang kekal itu dapat dipulihkan kembali:

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 15:5.

“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Yohanes 11:25.

Pokok anggur itu adalah Kristus. Manusia adalah carang-carang. Jika carang terputus dari pokok, pasti carang itu akan layu dan mati, sebab carang yang terpisah dari batangnya tidak lagi mendapatkan aliran hidup. Carang tidak dapat memproduksi kehidupannya sendiri.

abideinme.jpg

Hidup kekal yang bersumber dari Allah inilah yang hilang ketika Adam memilih untuk melawan kehendak Allah.

broken branch.jpg

Kejatuhan orang tua pertama kita mematahkan rantai emas ketaatan mutlak kehendak manusia kepada kehendak Ilahi. Ketaatan tidak lagi dianggap sebagai suatu kebutuhan mutlak. Agen-agen manusia mengikuti imaginasi-imaginasi mereka sendiri, makanya Tuhan berkata bahwa penghuni-penghuni pada zaman purba adalah jahat, dan secara terus-menerus selalu jahat.” (Selected Messages Book 3, hal. 138.2, Ellen G. White).


Turunan Adam yang Pertama

Kita telah pelajari bahwa dalam kasus Lusifer dan Adam, mereka diciptakan sempurna dan tanpa dosa, terkait langsung pada pokok anggur kehidupan. Tetapi karena mereka sengaja memilih untuk melanggar kehendak Allah, maka baik fisik, pikiran dan roh mereka menjadi tercemar dan kehilangan kemuliaan gambar Pencipta mereka.

Suatu hal yang sangat penting diingat bahwa Lusifer dan Adam tidak dilahirkan, tetapi diciptakan langsung oleh Tuhan. Alkitab tidak menjelaskan materi apa yang digunakan dalam penciptaan Lusifer, tetapi jelas tertulis bahwa Adam dibentuk dari debu tanah, kemudian Tuhan menghembuskan nafas-Nya Sendiri ke dalam lubang hidung Adam (Kejadian 2:7). Nafas hidup yang dihembuskan kepada Adam itu adalah hidup yang sama dengan hidup Bapa dan Anak; yaitu hidup kekal. Tetapi kita sebagai anak-anak, kita tidak langsung dihembusi nafas oleh Tuhan, melainkan lahir dari perkawinan antara laki-laki dan perempuan, otomatis kita mewarisi hidup, fisik, pikiran dan roh yang sudah jatuh alias berdosa.

Itu sebabnya hidup kita punya batas waktu tertentu. Nenek moyang kita hidup sampai ratusan tahun, tetapi jangka waktu kehidupan terus berkurang dari generasi kepada generasi berikutnya. Seperti carang-carang anggur yang patah, kita pasti akan mati, hanya menunggu  waktu giliran kita. Untuk itulah Kristus datang ke bumi, untuk mencangkokkan kita kembali kepada pohon Sumber Kehidupan kekal itu. Baca 1 Timotius 1:15, Yohanes 10:10, Yohanes 14:6, Ibrani 2:17.

Saudara-saudari, keadaan yang terpisah dari Allah inilah yang disebut dosa. Sebab hati kita penuh kecondongan dosa, mustahil bagi kita untuk melakukan hal-hal yang baik sesuai standar Allah. Pengharapan kita hanya satu: Kristus dan Kebenaran-Nya!  

Pengertian kita yang benar akan dosa adalah dasar untuk mengerti rencana keselamatan; melalui doktrin Kristus dan Kebenaran-Nya, yang juga lazim disebut dengan doktrin Pembenaran Oleh Iman.

Banyak yang mengaku sebagai umat sisa, memiliki pengertian sempit dan keliru tentang dosa, dan menyalahartikan Alkitab dan Roh Nubuat. Salah satu ayat yang sering mereka salah artikan terdapat dalam 1 Yohanes 3:4: “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.”  Dan tulisan Ny. White berikut: “Ini adalah definisi satu-satunya dari dosa yang tertulis dalam Kitab Suci, dan kita haruslah berusaha untuk mengerti apa dosa itu, agar tidak satupun dari kita didapati bertentangan dengan Allah surgawi itu.” (The Review and Herald July 15, 1890 par. 2, Ellen G. White).

Mereka mengajarkan bahwa dosa adalah semata-mata pelanggaran hukum. Dalam hal ini, perbuatan kita melanggar hukum taurat. Karena dosa hanyalah perbuatan orang dewasa yang dapat membedakan baik dan jahat, maka bayi manusia walau lahir ke alam yang penuh dosa, tidak disebut manusia berdosa. Sebagian ayat Alkitab dan kutipan Roh Nubuat yang digunakan untuk menyokong doktrin ini adalah:

“Dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke sana dan kepada merekalah Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan memilikinya.” Ulangan 1:39.

“Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Yakobus 4:17.

“Mereka ingat pembantain mengerikan dari anak-anak yang tidak berdosa oleh Herodes yang kejam dengan harapan untuk melenyapkan raja Israeil itu.” (The Spirit of Prophecy, vol. 2, hal. 34.1, Ellen G. White)

Apakah pengaplikasiannya benar? Sebagai pelajar Alkitab yang baik, kita harus mengerti konteks dari setiap ayat dan kutipan yang kita baca. Jadi, biarkan Alkitab menerangkan Alkitab, dan Roh Nubuat menerangkan Roh Nubuat. Jangan menggunakan pikiran kita sendiri.

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12.

“Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Roma 3:23.

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3:23.

“Tetapi Adam gagal menjalani tes. Dan karena dia memberontak terhadap hukum Allah, semua turunannya menjadi orang-orang berdosa.” (Ms 126, 1901, 10 Desember 1901 par. 2).

Semua keluarga manusia telah melanggar hukum Allah, dan sebagai pelanggar-pelanggar hukum, manusia telah hancur tanpa harapan; sebab ia menjadi musuh Allah, tanpa kekuatan untuk melakukan sesuatu yang baik. “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” (Ellen White, 1SM hal. 321.2).

Kita telah pelajari bagaimana dosa masuk melalui seorang manusia; Adam. Jadi kalimat semua orang telah berbuat dosa itu menggambarkan keadaan planet bumi. Dengan demikian, kata semua berlaku juga bagi setiap bayi manusia yang lahir di bumi. Renungkan contoh gambar berikut:

world2.jpg

Bumi kita sudah dijerat oleh dosa, terkurung dan terasing dari surga, agar kita tidak menularkan penyakit dosa yang mematikan kepada makhluk-makhluk yang lain. Lusifer dan pengikutnya dicampakkan dari surga dengan alasan yang sama. Jadi, semua yang lahir di bumi ini otomatis mengidap penyakit dosa yang sama, sebab penyakit ini menular dan dapat diturunkan dari orang tua. Jadi, dosa warisan ini ada dalam diri kita sebelum kita mengerti akan perbedaan antara baik dan jahat.

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Roma 7:18.

“Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” Ayub 14:4.

Hati itu penuh dusta lebih dari segala sesuatu, dan sangat jahat: siapa yang dapat menduga?” Yeremia 17:9 ( KJV).

Jika anda lahir di planet bumi, maka anda disebut orang berdosa, sebab anda mengidap penyakit dosa. Semua kita, termasuk bayi-bayi terbukti mati karena penyakit dosa itu. Perhatikan betapa luasnhya arti dosa dalam ayat-ayat berikut:

“Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.” Roma 14:23.

“Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.” Amsal 21:4

Memikirkan kebodohan adalah dosa, dan pencemooh adalah suatu kekejian bagi manusia.” Amsal 24:9. (KJV).

Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”1 Yohanes 5:17.

Segala sesuatu yang tidak baik adalah dosa; tanpa iman, kesombongan, dan bahkan memikirkan sesuatu yang tak berguna saja sudah terhitung sebagai dosa.

Hukum taurat tidak menuliskan bahwa kita harus dihukum mati jika kita tidak beriman atau memikirkan hal-hal tak berguna. Hukum Taurat hanya menghukum setelah seseorang telah terbukti melakukan pelanggaran. Oleh sebab itu, Musa menulis bahwa saksi dari dua atau tiga orang diperlukan sebagai bukti nyata yang adil apakah seseorang patut mendapat hukuman (baca Ulangan 17:6). Secara teori keadilan, hukum taurat tidak menghukum seseorang hanya berdasarkan niat hati yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh saksi mata. Dengan demikian, arti dari 1 Yohanes 3:4 bahwa dosa adalah pelanggaran hukum Allah, menggambarkan hasil nyata dari niat buruk yang diam di dalam diri setiap manusia.

Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Matius 15:18-19.

“Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Mazmur 51:5 (7).

“Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Dapatkah kamu juga berbuat baik, yang terbiasa berbuat jahat?” Yeremia 13:23 (KJV).

Anak-anak mewarisi kecondongan-kecondongan kepada kesalahan dimana hal itu harus dikalahkan.” Ms 99, 1899 (20 Juli 1899) par. 21.

“Jangan mengajarkan anak-anakmu dengan mengacu pada masa depan ketika mereka sudah cukup umur untuk bertobat dan percaya pada kebenaran. Jika diinstruksikan dengan benar, anak-anak yang masih sangat muda dapat memiliki pandangan-pandangan yang benar akan keadaan mereka sebagai orang-orang berdosa dan bagaimana caranya mendapatkan keselamatan melalui Kristus.” (Counsels for the Church, hal. 195.6, Ellen G. White).

Anak-anak secara alamiah condong kepada kejahatan. Kecuali orang tua menjaga anak-anak di bawah kontrol yang kuat, dengan perasaan takut akan Tuhan, Setan akan mengambil alih pikiran-pikiran belia mereka, dan merusak mereka.” Christian Temperance and Bible Hygiene, hal. 133.2 (Ellen G. White)

Anak-anak dilahirkan dengan kecenderungan hewan yang berkembang pesat, cap karakter orangtua sendirilah yang diberikan kepada mereka.” (Testimonies for the Church, vol. 2, hal. 391.1, Ellen G. White).


Pertanyaan: Mengapa kita melanggar hukum Tuhan?

Jawaban; Sebab kelahiran pertama kita tidak baik. Kita lahir dengan kecondongan berbuat dosa. Sebagaimana benih yang baik menghasilkan buah yang baik, demikian juga benih yang jahat menghasilkan buah yang jahat. Itu sebabnya Kristus berkata bahwa kita harus dilahirkan kembali. Jika kelahiran kita yang pertama suci tanpa dosa (seperti pendapat banyak orang), maka kita tidak perlu dilahirkan kembali. Dan itu bertentangan dengan ajaran Kristus!

Begitu mudah kita melanggar hukum taurat karena kita lahir dengan kecondongan buruk. Dosa itu diam dalam kita. Hanya karena Kristus, kita dapat terlepas dari perhambaan dosa yang menjadi tuan atas diri kita:

“Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.” Roma 6:17.

“Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” Yohanes 8:34.

“Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.” Roma 7:17.

“Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.” Roma 7:20.

Para pelopor Gereja Advent mula-mula tidak segan-segan menggunakan istilah: born sinners atau terlahir sebagai orang-orang berdosa, dan original sin yang berarti dosa orisinil, dosa asli bawaan atau diwariskan, dan diyakini sebagai ajaran Alkitabiah. Mengapa mereka yang mengaku umat sisa, sekarang ini mencemooh dan menghakimi kami yang mengajarkan ajaran yang sama? Jawaban saya adalah, sebab mereka tidak mengerti bahwa mereka sedang digerakkan oleh roh jahat untuk menghalangi penyebaran Injil Kristus yang benar; roh yang sama yang hadir ketika rapat General Conference 1888 sedang berlangsung.

E. J. Waggoner (12 Januari 1855 – 28 Mei 1916) Dokter Advent, Pendeta, Editor, Penulis, Utusan Tuhan dalam penyampaian doktrin Pembenaran Oleh Iman pada GC 1888.

“Semua orang adalah orang-orang berdosa (Roma 3:23) apakah mereka sadar atau tidak; tetapi (4) Tidak seorangpun dapat mengetahui bahwa dia adalah seorang berdosa sampai dia menyelidiki hukum Allah, sebab “Oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Roma 3:20, dan (5) Jika seorang manusia tidak mendapati dirinya sebagai seorang berdosa, dia tidak dapat diyakinkan untuk percaya pada Kristus untuk pengampunan dosa-dosa; sebab jika benar bahwa “mereka yang sehat tidak membutuhkan seorang dokter,” adalah juga sama benar bagi mereka yang berpikir bahwa mereka sehat, tidak akan menggunakan seorang dokter, walaupun nyatanya mereka sangat membutuhkan dokter; sebab itu, (6) Adalah sangat penting bahwa hukum itu ditempatkan di dunia, untuk menuntun manusia memegang janji-janji itu. Hukum itu sendiri tidak dapat menyelamatkan seorangpun; janji-janji itu tidak akan menguntungkan manusia tanpa hukum yang menunjukkan pada mereka pada kebutuhan mereka akan janji-janji itu. Hukum itu, dengan menunjukkan bahwa semua manusia adalah orang-orang berdosa, memungkinkan janji-janji diberikan pada seluruh dunia. Oleh sebab itu, barangsiapa mengaku bahwa dia bukan orang berdosa, dia menempatkan diri di luar janji-janji Allah. Dan sekarang, ketika kita mengutip ayat itu kembali, kita akan mendapatkan suatu pengertian yang lebih baik akan hal itu: “Tetapi Kitab Suci telah menyimpulkan semua berada di bawah kuasa dosa, supaya janji iman dari Yesus Kristus dapat diberikan kepada mereka yang percaya.” Galatia 3:22 (KJV). (The Signs of the Times, Vol. 10, 11 September 1884, hal. 553.22).

“Kita tidak bertanggung jawab karena kita terlahir sebagai orang-orang berdosa (born sinners). Sebab semua nenek moyang kita adalah orang-orang berdosa, sudah pasti bahwa kita akan dilahirkan sebagai orang-orang berdosa jika kita sama sekali terlahir; dan kita tidak berhak suara dalam hal kelahiran kita; oleh sebab Allah tidak menuntut tanggung jawab kita. Tetapi ini tidak berarti bahwa Dia membiarkan dosa itu, dan menganggap kita orang-orang berdosa sebagai suatu hal yang tidak penting. Tidak, Dia tidak menuntut tanggung jawab kita dalam hal dosa itu; sebab “Allah diam di dalam Kristus, mendamaikan dunia dengan diri-Nya Sendiri, dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka ke atas diri mereka.” 2 Korintus 5:19 (KJV).” (The Present Truth, Vol. 15, 12 Januari 1899, hal. 21.4).

“Bukan karena kesalahan kita sendiri, tetapi “oleh pembangkangan satu orang,” oleh dosa bapa kita yang pertama-Adam, kita semua terlahir sebagai orang-orang berdosa (born sinners). Inilah sebabnya bahkan anak-anak kecil memiliki pikiran-pikiran dan cara-cara yang nakal, dan kadang membangkang dan tidak berlaku baik satu sama lain.” (The Present Truth, Vol 15, 23 November, 1899 hal. 746.8).

“Kita tidak berbuat apapun yang menjadikan kita orang-orang berdosa; kita terlahir demikian, tapi Adam pertamalah yang menyeret kita semua jatuh bersama-nya. Demikian juga kita tidak dapat berbuat apapun untuk membuat diri kita baik; tetapi Adam kedua, Tuhan Yesus Kristus, oleh penurutan-Nya yang sempurna kepada setiap firman Bapa-Nya, telah menebus kita semua, dan mengangkat keluarga manusia kembali pada tempat di mana Allah maksudkan untuk mereka.” (The Present Truth, Vol. 12, 23 November 1899, Hal. 746.11).

Semua hal-hal yang jahat yang disebutkan dalam Galatia 5:19-21 secara alami ada di setiap hati manusia. Tidak seorangpun yang bertanggung jawab mengapa hal-hal jahat itu ada dalam hati-nya, sebab dia terlahir dengan hal-hal jahat tersebut. Itu adalah bentuk warisan dari nenek moyang kita, diturunkan Adam. Tapi kita bertanggung jawab jika hal-hal jahat itu dibiarkan ada di dalam hati; sebab Roh Allah sama sekali akan melenyapkannya jika diizinkan masuk ke dalam hati.” (5 Mei 1898, The Present Truth hal. 277, par. 11).

J.M Stephenson, seorang penatua dari Wisconsin, penulis artikel “Atonement” diterbitkan dalam “The Review and Herald,” yang diedit, disahkan dan diterbitkan oleh: James White (4 Agustus 1821 - 6 Agustus 1881), Pendiri Gereja MAHK, Ketua GC, Penulis, Editor, Pengajar, Pengkhotbah dan suami dari Ny. White), menulis sebagai berikut: 

“Hukuman dari Hukum Allah bagi dosa-dosa pribadi, adalah kematian. Kedua Perjanjian (lama dan baru) menunjukkan bahwa manusia tidak terelak dari kematian untuk dosa-dosa pribadi. Tetapi, karena semua orang mati untuk dosa orisinil (original sin), tidak ada yang dapat mati untuk dosa pribadi, tanpa suatu kebangkitan pada kehidupan kedua; oleh sebab itu Alkitab mengajarkan bahwa akan ada kebangkitan dari kematian, “baik bagi orang benar dan orang jahat.” Agar dapat didahului oleh kehidupan kedua, pada dasarnya haruslah menjadi kematian kedua; dengan demikian, sementara hukuman dari dosa pribadi hanyalah kematian pertama, tetapi dalam hubungannya dengan hukuman untuk dosa orisinil (original sin), itu akan menjadi kematian kedua.” (The Advent Review, dan Sabbath Herald Vol. 6, 22 Agustus 1854, hal.10, par. 16).

“Adam berdosa secara pribadi, sebaliknya, keturunan-nya berdosa oleh karena perwalian, atau oleh karena perwakilan mereka. Adam, sebagai wakil dari seluruh umat manusia, sebagai konsekuensi alami, meneruskan hakikat dan takdir-nya sendiri kepada semua keturunan-nya.” (The Advent Review, and Sabbath Herald, Vol. 6, 22 Agustus 1854 hal.10 par. )


Pertanyaan: Apakah saya percaya pada baptisan bayi?

Jawabanya: TIDAK! Ide pembatisan bayi oleh karena dosa orisinil, tidak Alkitabiah dan Gereja Advent mula-mula tidak mengajarkannya.


Pertanyaan; Bagaimana dengan kelahiran Kristus?

Anda mungkin bertanya, bukankah kelahiran Kristus sama dengan manusia? Jika kita terlahir sebagai orang-orang berdosa (born sinners), maka Kristus juga terlahir berdosa, dan itu bertentangan dengan Alkitab.

Jawabnya: Kristus dilahirkan dalam bentuk fisik manusia berdosa, Dia merasakan penderitaan, lelah, lapar dan dapat dicobai, tetapi Dia tidak terlahir dengan roh yang sama dengan manusia, sebab Dia lahir dari Roh Kudus. Roh dan pikiran-Nya tidak berdosa. Tubuh Kristus yang lama, dapat mati, tetapi Dia bangkit dengan tubuh diubahkan. Oleh sebab itu, ketika Kristus akan datang kembali, tubuh kita juga akan diubahkan. Tubuh yang fana kita sekarang, tidak bakal sampai ke surga. Simak perbedaan antara kelahiran manusia dan kelahiran Kristus:

Perbedaan pertama; Bapa dan Ibu kita dua-duanya manusia berdosa, tetapi Kristus, hanya ibu-Nyalah yang secara alami berdosa. Bapa-Nya bukan manusia tetapi Allah. Ini sangat penting untuk dicamkan dalam pikiran kita.

Perbedaan kedua; Kita hanya memiliki satu hakikat manusia, tetapi Kristus memiliki dua hakikat: yaitu manusia dan Ilahi. Oleh sebab itu Dia menyebut diri-Nya anak manusia dan Anak Allah pada waktu bersamaan. Dia adalah Anak lahir yang tunggal Allah (Yohanes 3:16). Kata tunggal berarti satu-satunya. Kita bukan anak-anak Allah secara lahiriah!

Perbedaan ketiga; Kristus terlahir kudus dan setara dengan Allah (Filipi 2:6, Ibrani 1:8). Kita terlahir berdosa dan tidak setara dengan Allah.

“Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Lukas 1:35.

Jadi, mereka yang menggunakan Ulangan 1: 39: “Dan anak-anakmu yang kecil, yang kamu katakan akan menjadi rampasan, dan anak-anakmu yang sekarang ini yang belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, merekalah yang akan masuk ke sana dan kepada merekalah Aku akan memberikannya, dan merekalah yang akan memilikinya.” Dan kutipan Roh Nubuat berikut: “Mereka ingat pembantain mengerikan dari anak-anak yang tidak berdosa oleh Herodes yang kejam dengan harapan untuk melenyapkan raja Israeil itu.” (The Spirit of Prophecy, vol. 2, hal. 34.1, Ellen G. White) untuk mengartikan bahwa kita anak-anak manusia dilahirkan tidak berdosa, jelas tidak mengerti maksud Allah.

Ayat di atas tidak mengatakan bahwa bayi manusia terlahir kudus. Jika bayi manusia dilahirkan kudus, maka keselamatan mereka hanya tergantung pada didikan orang tua. Dengan demikian, mereka tidak membutuhkan Juruselamat, sebab orang tua merekalah yang menjadi jurselamat mereka. Tetapi Alkitab berkata:

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Kisah 4:12.

Betul bahwa didikan orang tua mempengaruhi keselamatan anak-anak, tetapi semua umat manusia, pasti memerlukan Juruselamat, dan Juruselamat itu hanyalah Kristus! Kristus datang untuk memberikan Roh Kudus Ilahi yang sama ke dalam pikiran kita, sekalian untuk merubah struktur fisik tubuh kita.

“Biarlah pikiran ini ada dalam kamu, yang juga ada dalam Yesus Kristus.” Filipi 2:5 (diterjemahkan dari KJV).

“Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” Filipi 4:24.


Tulisan Roh Nubuat tentang kelahiran Kristus:

“Dia adalah saudara kita dalam kelemahan-kelemahan, tetapi tidak sama dalam memiliki keinginan nafsu.” E.G. White, 2T hal. 201.

“Dia adalah pemohon yang perkasa, tidak memiliki keinginan nafsu dari kemanusiaan kita, kodrat yang jatuh, tapi dilingkungi dengan kelemahan yang sama, dicobai dalam segala hal sama seperti kita. Yesus menanggung derita yang membutuhkan pertolongan dan bantuan dari BapaNya. Kristus adalah contoh kita.”(Ellen White, RH 17 Agustus 1886).

Kalimat “dicobai dalam segala hal sama seperti kita,” tidak mengacu pada pikiran dan roh Kristus, tetapi hanya mengacu pada keadaan fisik; organ-organ tubuh-Nya yang sama dengan struktur tubuh manusia:

“Ketika Yesus mengambil kodrat kemanusiaan, dan menjadi sama seperti seorang manusia, Dia memiliki semua organisme manusia. Kebutuhan-Nya adalah kebutuhan seorang manusia. Dia memiliki keinginan tubuh yang harus dipenuhi, kelelahan tubuh yang harus dilegakan. Melalui doa kepada Bapa Dia dikuatkan untuk tugas dan pencobaan.” (SDA Bible Commentary, vol. 5, hal. 1130.2, Ellen G. White).

“Kodrat manusia hanya dapat menanggung cobaan dan ujian dengan jumlah terbatas. Manusia yang terbatas hanya dapat menanggung sesuatu dalam ukuran terbatas, dan sifat alami manusia menyerah; tetapi kodrat Kristus memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menderita; sebab kemanusiaan ada di dalam kodrat Ilahi, dan menciptakan suatu kapasitas penderitaan untuk dipikul yang diakibatkan oleh dosa-dosa dunia yang hilang.” (Manuskrip 35, 1895); (SDA Bible Commentary, vol. 5 (EGW), hal. 1103.8, Ellen G. White).

“Kodrat kemanusiaan Kristus sama seperti kita. Dan penderitaan benar-benar terasa lebih sengit oleh-Nya, sebab kodrat roh-Nya bebas dari setiap noda dosa.” (Christ Triumphant, hal. 268.6, Ellen G. White).

“Kehidupan Kristus adalah suatu kehidupan yang harmonis dengan Allah. Walaupun Dia adalah seorang anak, Dia berpikir dan berkata-kata seperti seorang anak; tetapi tidak ada jejak dosa yang menodai gambar Allah di dalam Dia.” (The Desire of Ages, hal. 71.1, Ellen G. White).

Lihat artikel “Kemanusiaan Kristus” untuk pendalaman lanjut.


Solusi Dosa

Benar bahwa pelanggaran hukum Allah adalah dosa, benar bahwa definisi dosa adalah pelanggaran hukum Allah, tetapi seperti yang sudah kita bahas, dosa itu adalah benih atau akar diri kita dan bukan hanya buahnya saja. Hati yang lahir condong berbuat jahat itulah penyebab mengapa manusia mudah melanggar hukum Allah. Kita hanya dapat berbuat baik jika akar atau sumber hati kita dijadikan baik.

Secara alami, hati itu jahat, dan “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” Ayub 14:4. Tidak ada penemuan manusia yang dapat mengobati jiwa yang berdosa….Sumber mata air hati harus disucikan sebelum alirannya menjadi suci. Dia yang mencoba mencapai surga oleh perbuatan-perbuatannya sendiri dengan memelihara hukum, sedang mencoba melakukan suatu kemustahilan.” (The Desire of Ages, hal. 172.1, Ellen G. White).

“Karena buah Roh ada dalam semua kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” Efesus 5:9.

Adalah mustahil bagi manusia mencapai surga melalui penurutan hukum atau perbuatan baik. Mengapa? Sebab benih dosa itu tetap tertanam dalam di lubuk hati. Sebagaimana buah Roh Kudus adalah semua yang baik, demikian juga buah roh dosa adalah pelanggaran hukum. Dosa mengalir dalam darah kita. Hanya darah Kristus yang dapat merubah darah kita menjadi baru dengan cara dilahirkan kembali dalam kehidupan baru yang sama dengan hidup Kristus. Hanya kuasa Ilahi Kristus yang dapat melakukan transformasi itu.

Tanpa proses transformasi yang hanya dapat datang melalui kuasa Ilahi, kecondongan-kecondongan asli untuk berdosa akan tinggal dalam hati dengan semua kekuatan penuhnya, untuk membentuk rantai-raintai baru, memaksakan suatu bentuk perhambaan yang tidak akan pernah dapat dilepaskan oleh kuasa manusia. Manusia tidak akan pernah dapat masuk surga dengan selera, kecenderungan-kecenderungan, berhala-berhala, ide-ide, dan teori-teori yang lama. Surga tidak akan menjadi suatu tempat yang senang bagi mereka; sebab segala sesuatu akan bentrok dengan rasa, selera, dan kecenderungan mereka, dan sangat berlawanan dengan hati alami dan ciri-ciri budaya karakter mereka.” (The Desire of Ages, hal. 671.2 Ellen G. White).

“Melalui Roh, orang-orang percaya mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Kristus telah memberikan Roh-Nya sebagai suatu kuasa Ilahi untuk mengalahkan semua warisan dan budaya kecendurangan-kecenderungan pada kejahatan, dan untuk memberi pengaruh karakter-Nya Sendiri ke atas gereja-Nya.” (The Desire of Ages, hal. 671.2 Ellen G. White).

“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.” Roma 8:7-10.

“Sebab dalam Yesus Kristus bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Galatia 6:15 (KJV).


Camkanlah
: Jika anda masih berpikir bahwa anda lahir tanpa dosa, maka anda tidak perlu dilahirkan kembali, anda hanya perlu meniru Kristus dan merubah perbuatan anda. Dijamin, asumsi ini bukan ajaran Pembenaran Oleh Iman sesuai maksud Kristus!


Yolanda Kalalo-Lawton
agapekasih.org
Februari 2020