Komposisi Vaksin Covid19

Komposisi Vaksin Covid19
Bagian 4

Oleh Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org

 

Apa saja yang masuk ke dalam tubuh kita, berpengaruh langsung pada kesahatan pikiran, jasmani dan rohani. Untuk itu, saya ingin membagikan apa yang saya temukan melalui riset pribadi, apa sebenarnya yang terdapat dalam vaksin-Covid19. Harapan saya, informasi ini dapat menjadi penuntun untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi kesehatan pribadi anda.

Perlu diketahui bahwa sejauh ini, tidak ada komposisi transparan dan lengkap yang resmi tentang komposisi vaksin-Covid19. Adalah hak azasi setiap insan manusia untuk mengetahui dan mengontrol kesehatan pribadi masing-masing kita. Hak dan tugas untuk menjaga kesehatan tubuh tidak berasal dari pemerintah, tetapi berasal dari Sang Pencipta manusia itu sendiri, yaitu Tuhan Allah kita.

Karena tidak adanya transparansi komposisi vaksin, maka tim ilmuwan dari Amerika Serikat yang peduli dan simpatik dalam hal-hal kemanusiaan, dipimpin oleh Dr. Robert Young, berprakarsa untuk meneliti komposisi vaksin yang diproduksi oleh empat perusahaan farmasi terbesar, yaitu: Pfizer, Moderna, AstraZeneca and Johnson & Johnson (Janssen). Hasil riset ini diterbitkan dalam makalah mereka pada tanggal 20 Agustus 2021.

Grafena Oksida, dsb.

Dr. Young adalah seorang ahli biokimia, mikrobiologi, dan ahli nutrisi klinis. Dia dan tim ilmuwannya membenarkan penemuan dari tim riset La Quinta Columna. Dimana tim riset La Quinta Columuh. Salah satu komponen racun yang mereka temukan dalam vaksin tersebut adalah grafena oksida (graphene oxide). Grafena oksida ini dapat dipengaruhi oleh radiasi dari luar tubuh untuk membentuk racun kimia dan cairan pemancar dalam tubuh manusia.

Komponen lain yang juga didapati dalam vaksin Pfizer adalah Trypanosoma cruzi—yaitu varian parasit berbahaya yang merupakan salah satu penyebab penyakit AIDS (acquaired immune deficiency na dari Spanyol itu mendapati bahwa dalam vaksin Covid19 terdapat racun metalik nano yang berbahaya bagi tumbuh-tumbuhan, hama, burung, binatang dan manusia—dengan kata lain, racun ini berbahaya bagi semua kehidupan di planet bumi ini. Mereka dapati pula bahwa satu dari empat vaksin tersebut bahkan berisi parasit yang dapat membunsyndrome) atau sindrom defisiensi imun (gejala mengurangnya kekebalan tubuh).

AstraZeneca hanya menuliskan PEG sebagai komposisi vaksin mereka. Tetapi Dr. Young dan tim mendapatkan komposisi lain sebagai berikut; histidin, sukrosa, polietilena glikol (PEG) dan alkohol etilena, yang juga terdapat dalam vaksin Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.

PEG dan alkohol etilena keduanya dikenal sebagai karsinogenik atau penyebab kanker dan genotoksik atau racun yang mempengaruhi gen manusia (DNA).

Didapati juga bahwa Johnson & Johnson berisi partikel-partikel yang dibuat dari stainless steel yang direkatkan dengan “rekatan karbon” dari grafena oksida. Komposisi ini menimbulkan efek magnet dan dapat menyebabkan penggumpalan darah dan “Efek Korona” atau “Efek Pelonjakan Protein.”

Vaksin Moderna juga berisi banyak benda asing berbentuk bola-bola berongga. Komposisi nano (sangat kecil) yang sangat beracun ini adalah titik-titik kuantum dari kadmium selenida yang sitotoksik dan genotoksik—dengan kata lain, beracun. Titik-titik Kuantum adalah semi-konduktor dari partikel-partikel nano yang berbinar jika disinari. Warna binarannya tergantung besarnya partikel nano tersebut.

Perhatikan titik-titik hitam dalam gambar berikut, titik-titik hitam itu adalah grafena oksida.

Dr. Young dalam makalahnya ini menyimpulkan bahwa vaksin Covid19 sebenarnya bukan vaksin, tetapi teknologi nano yang bertugas sebagai terapi gen. Vaksin-vaksin ini dilindungi oleh hak paten (hak cipta), yang berarti komposisi yang terdapat di dalamnya dapat dirahasiakan dari para pengguna. Semua biaya penggunaan vaksin ini dibiayai oleh pemerintah yang berasal dari pajak rakyat. Kenyataannya, tidak ada yang namanya gratis dalam dunia kita ini. Jadi, perusahaan-perusahaan farmasi itu diberi keuntungan bilyaran dari pajak rakyat dan konsumer, tetapi para konsumer yang sama tidak diberi informasi transparan tentang apa yang mereka terima di dalam tubuh mereka. Dalam banyak kasus, injeksi ini bahkan dipaksakan, tanpa menghormati hak asasi manusia.

Berikut adalah ringkasan komposisi rahasia vaksin sesuai dengan riset penemuan Dr. Young dan tim ilmuwan-nya, dicuplik dari makalah ilmiah mereka.

Menurut Dr. Young, kira-kira 500 juta orang di seluruh dunia telah mengalami cedera, dan kemungkinan besar sejumlah 35 juta orang telah meninggal akibat injeksi Covid19. Kasus ini tampaknya akan bertambah di bulan-bulan mendatang bagi mereka yang menerima injeksi ke dua, dan seterusnya, diperkirakan akan menjadi 13 kali lebih besar kemungkinan mereka untuk cedera, masuk rumah sakit atau mati karena “Delta variant”, dibandingkan dengan mereka yang memiliki imun alami.

 Apa sebenarnya yang menyebabkan Covid “variant” dan gelombang berikutnya?

Kode gen dari pelonjakan protein dalam “vaksin” ini sebenarnya hanyalah hasil pekerjaan komputer yang diprogram oleh manusia, dan dapat dengan mudah dirubah. Dan grafena oksida di dalam jaringan tubuh (yang dimasukkan melalui injeksi vaksin tersebut)—di dalam otak, dalam jaringan penghubung, dan kemungkinan dalam otot-otot akan berinteraksi dengan denyutan frekuensi jaringan 5G, kata Dr. Young. Jadi menurut beliau, inilah yang akan mengakibatkan “gelombang variant” berikutnya, yang waktu itu telah diprediksi akan mulai di bulan Oktober.

Janganlah memasukkan racun dalam tubuh anda, lanjut Dr. Young. “Suntikan ini (Covid19) berbahaya oleh sebab partikel-partikel nano mampu menembusi rintangan darah dan ringatan udara dalam otak. Itu sebabnya suntikan ini sangat berbahaya, sebab partikel-partikel tersebut dapat menerobosi rintangan darah otak yang melindungi; rintangan udara darah dan, rintangan darah pelindung testis atau ovarium. Partikel-partikel tersebut langsung dapat masuk.” Meracuni tubuh anda demi menyehatkan tubuh, tidak masuk akal—itu adalah narasi yang tidak benar. Dikutip dari Makalah Ilmiah Dr. Young, Scanning & Transmission Electron Microscopy Reveals Graphene Oxide in CoV-19 Vaccines, yang dapat anda baca (Bah. Inggeris) dalam tautan ini, atau dokumen pdf berikut: Robert-Young-GrapheneOxideVaccinePaperUpdatedDownload.

Makalah ilmiah ini penuh bahasa teknis. Bagi kita yang bukan ilmuwan mungkin agak susah untuk mengerti implikasi keseluruhannya. Untuk melihat diskusi Dr. Young dan penemuannya itu secara mendalam, silahkan klik Di Sini.

Mengapa grafena oksida digunakan dalam injeksi Covid19? Pada akhir bulan Juli, seorang bekas karyawan Pfizer, Karen Kingston, mengkonfirmasi bahwa memang ada grafina oksida dalam vaksin Covid19, tetapi tentu hal ini dirahasiakan.  Dia memberi alasan-alasan yang cocok dengan apa yang ditemukan Dr. Young. Anda dapat menonton interview yang dia berikan Di Sini.

Pada tanggal 26 Agustus, Jepang mengumumkan untuk menghentikan penggunaan vaksin Moderna karena kontaminasi vaksin tersebut dengan “suatu zat yang bereaksi terhadap maknit (besi berani) … diperkirakan zat tersebut adalah logam/metal.”

Sebelumnya, semua injeksi Covid hanyalah diberi otorisasi darurat untuk digunakan tetapi pada tanggal 23 Agustus 2021, FDA (Administrasi Pangan dan Obat-Obatan) di Amerika menyetujui penggunaan vaksin Pfizer. Dalam interiview-nya yang kedua, Kingston mendiskusikan pengaruh otorisasi transparansi dari SEMUA komposisi vaksin tersebut, termasuk komposisi yang sebelumnya masih dirahasiakan: https://rumble.com/embed/vj26z2/?pub=4#?secret=puKEYSNBOa.

Jaringan Janin Manusia

Umumnya vaksin (termasuk vaksin Covid19) berisi sel janin manusia. Menurut situs yang didedikasikan untuk para ilmuwan: https://www.science.org/content/article/abortion-opponents-protest-covid-19-vaccines-use-fetal-cells, penggunaan janin bayi yang diaborsi digunakan baik untuk percobaan dan untuk memproduksi vaksin balita dan vaksin Covid19.

Umumnya pemerintah, media dan bidang medik, menyangkal penggunaan langsung janin manusia ini dalam vaksin Moderna dan Pfizer. Mereka mengaku bahwa hanya Johnson & Johnson dan Astra Zeneca saja yang berisi janin manusia (https://www.health.nd.gov › sites › www › files › documents › COVID Vaccine Page ›COVID-19_Vaccine_Fetal_Cell_Handout.pdf). Tetapi menurut korespondensi antara bekas karyawan Pfizer, Melissa McAtee (Strickler) dan bosnya, Vanessa Gelman, jelas Gelman sengaja merahasiakan bahwa vaksin Pfizer juga sebenarnya berisi jaringan janin bayi yang diaborsi (Project Veritas: Pfizer Whistleblower LEAKS Execs Emails EXPOSING Suppression of Covid Vaxx Info From Public (redvoicemedia.com). Dalam email-nya, Gelman berkata bahwa komposisi janin bayi dalam vaksin mereka, harus dirahasiakan agar para pengguna/publik tidak keberatan divaksinasi (sebab banyak yang menolak divaksinasi karena alasan iman dan moral, dimana mereka percaya bahwa janin bayi adalah pembunuhan), dengan demikian hal ini tidak akan mengurangi keuntungan atau profit perusahaan!

 Luciferase atau “Lucifer”

Tahukah anda bahwa vaksin Covid19 terutama Pfizer bercahaya jika anda menyinarinya dalam kegelapan? Diduga penyebabnya berasal dari Grafina Oksida atau enzim yang disebut Luciferase, yaitu berasal dari kata “Lucifer” yang berarti “Pembawa Cahaya/Terang”, yang tentu saja adalah nama dan karakter dari Setan. Menurut Wikipedia (https://en.wikipedia.org/wiki/Luciferase)  Luciferase adalah enzim yang berasal dari binatang atau tumbuhan yang bersinar sendiri dalam gelap seperti kunang-kungan, ubur-ubur, copepoda atau jamur beracun jenis Jack O-Lantern, dan juga terdapat dalam bakteri Vibriyo Harveyi yaitu sejenis bakteri di laut. Bekas karyawan Pfizer yang sama yaitu Melissa McAtee (Strickler) menyaksikan bahwa memang bernar jika disinar dalam kegelapan, vaksin Pfizer akan bercahaya, dan dia menduga bahwa ada dua kemungkinan besar penyebab cahaya tersebut, yaity Grafina Oksida atau Luciferase. (lihat https://www.redvoicemedia.com/2021/10/pfizer-whistleblower-claims-vaccines-glow-contains-graphene-oxide-or-luciferase-its-all-an-experiment/).  

Dalam riset pribadi, saya juga dapati bahwa vaksin Moderna, dalam hak paten mereka No: US 10,703,789 (https://www.modernatx.com/patents) halaman 54, tabel 4, menuliskan bahwa salah satu komposisi dari vaksin Moderna yang digunakan adalah “Luciferase” (identitas no: 26, 27, 28). Simak ilustrasi berikut yang saya foto sendiri dari situs hak paten Moderna.

Kesimpulan saya adalah, anda mau percaya atau tidak, tetapi dunia ini dikuasai oleh Setan, dan peperangan rohani dan badani sedang berlangsung. Pandemi ini adalah rencana Setan untuk menakut-nakuti manusia, agar kita mau dengan suka-rela untuk minta divaksin. Vaksin ini penuh dengan racun yang dapat memberi kita berbagai penyakit seperti kanker, serangan jantung, pembekuan darah, cacat, bahkan kematian dini. Vaksin ini bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari musuh kita. Sejak zaman dahulu, Setan selalu menggunakan pemerintah, para ilmuwan dan para dokter yang dapat dibeli-nya dengan uang, dan menjadikan mereka agen-agen-nya untuk membunuh sesama manusia. Setan sangat membenci Tuhan. Untuk menyakiti hati Tuhan, Setan selalu berusaha untuk membunuh ciptaan-Nya!

Dalam Yohanes 10:10 Yesus mengamarkan tentang rencana Setan untuk manusia, yang tentu saja sangat berlawanan dengan rencana indah-Nya: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan: Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Untuk riset selanjutnya, silahkan kunjungi situs-situs berikut:

  

Baca juga:

Bagian 1: Obat-Obatan & Injeksi
Bagian 2: 10 Hukum Lusifer: Penekanan Jumlah Penduduk
Bagian 3: Vaksin Covid19 Dan Hasil Tes Darah

Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org
15 Januari 2022