Yesus Tuhan Atas Hari Sabat

PDF klik di sini

Yesus Tuhan Atas Hari Sabat

 Oleh Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org

Yesus Tidak Pernah Batalkan Hari Sabat

Inkarnasi Tuhan Yesus ke bumi adalah rencana dewan permufakatan surga terdiri dari Allah Bapa dan Anak tunggalNya; Yesus Kristus (Zakharia 6:13), untuk menebus umat manusia yang jatuh dalam dosa akibat pelanggaran hukum dan kehendak Allah.

Yesus mengajarkan bahwa melakukan semua kehendak Allah Bapa adalah tujuan utama inkarnasiNya (Yohanes 6:38, 4:34). Sebagian dari kehendak Bapa, ditulis dengan tanganNya Sendiri di atas batu yang diberikan pada Nabi Musa di gunung Sinai, disebut juga 10 Hukum. Hukum Allah tidak dapat dirubah, sebab Allah tidak berubah (Maleakhi 3:6, Ibrani 13:8 & Yakobus 1:17).

Walau demikian, manusia mengajarkan bahwa 10 Hukum, khususnya hukum ke 4 tentang perhentian dan pengudusan Sabat hari Ketujuh, telah dihapuskan oleh Yesus Kristus saat Dia disalibkan. Namun sebaliknya Yesus sendiri berkata; “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Matius 5:17.

Kata menggenapi dalam Matius 5:17 berasal dari bahasa Gerika “Pleroo (G4137)” yang berarti; “memenuhi, menjalankan, memuaskan, mengisi penuh, melengkapi, mengkhotbahkan dengan sepenuhnya, menyelesaikan tugas, menyempurnakan dsb.” Yesus tidak berkata bahwa Dia  datang untuk merubah hukum Bapa, sebab Bapa tidak berubah. Yesus tidak berkata bahwa hari peringatan penciptaan bumi tidak perlu diperingati lagi, sebab itu adalah hal yang mustahil. Pengudusan Sabat tidak melambangkan misi inkarnasi Yesus. Sabat adalah hari ulang tahun bumi sesuai siklus minggu, dikuduskan untuk mengakui bahwa Tuhan Allahlah pencipta bumi ini. Sedangkan misi inkarnasi Yesus adalah untuk menebus manusia dari pelanggaran hukum Allah, dan menyanggupkan manusia untuk bertobat dan kembali menurut semua kehendak atau hukumNya. Itu sebabnya Yesus menekankan bahwa: “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Matius 5:18. Yesus mengkonfirmasikan pada kita bahwa kita tetap harus merayakan hari kelahiran bumi, sebab bumi dijadikan untuk semua penghuninya: “Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” Markus 2:27.

Yesus  tidak mengatakan bahwa kedatanganNya membatalkan hari Sabat, tapi malah menguatkan topanganNya akan hukum Bapa. Tentang diriNya Dia berkata: “Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Markus 2:28.

Menguduskan Hari Sabat adalah Budaya Yesus.

Ayat2 Alkitab mencatat bahwa Yesus selalu pergi ke rumah ibadah pada hari Sabat. Hal ini adalah kebiasaan Yesus sejak kecil, oleh karena Dia terlahir dari keturunan bangsa Yahudi. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Dia mengubah kebiasaanNya itu.

  • “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Lukas 4:16.

  • “Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.” Markus 1:21.

  • “Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” Markus 6:2.

  • “Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.” Lukas 4:31.

  • “Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.” Lukas 6:6.

  • “Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.” Lukas 13:10.

Menyalahgunakan Ayat Alkitab

Umumnya umat Kristen yang menguduskan hari pertama, mengajarkan bahwa Yesus melanggar hukum hari Sabat, dengan demikian, perhentian hari Sabat sudah ditiadakan oleh Yesus. Benarkah? Marilah kita simak ayat-ayat yang mereka gunakan untuk menunjang ajaran mereka itu:

Ayat yang pertama terdapat dalam Matius 12:-1-2: “Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: ”Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Oleh karena Yesus membiarkan murid-muridnya memetik gandum untuk dimakan karena kelaparan, tidak berarti Dia melanggar hukum hari Sabat. Tujuan menguduskan hari Sabat adalah untuk memperingati hari jadi bumi. Peringatan ini mengartikan bahwa kita menghormati dan mengakui bahwa Tuhan adalah Pencipta kita. Betul bahwa kita harus berhenti dari pekerjaan yang menguntungkan diri sendiri; memetik gandum untuk memperkaya diri memang dilarang. Tapi memetik gandum karena kelaparan, sama sekali tidak melanggar perintah Tuhan. Yesus dan para murid selalu berada dalam perjalanan. Tidak ada yang menjamu dan memberi mereka makanan, oleh sebab itu mereka bahkan sering kelaparan. Mereka mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengabarkan Injil bukan untuk kepentingan diri. Namun para pemimpin Yahudi menjadikan hari Sabat dipenuhi dengan larangan-larangan yang tidak ditetapkan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, Yesus berkata pada pasal yang sama (ayat 17-18) bahwa Dia tidak bersalah. Dia lebih tahu aturan hari Sabat daripada mereka, sebab Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Dialah yang menetapkan hukum hari Sabat. (Kisah yang sama dalam Markus 2 dan Lukas 6).

Ayat berikut terdapat dalam Matius 12:10: “Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya: ”Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia.” Apakah pekerjaan menyembuhkan orang sakit dilarang dalam hukum hari Sabat? Jawabnya adalah Tidak! Silahkan simak kembali sejarah penciptaan dalam Keluaran 1 dan 2, Tuhan tidak pernah memerintahkan kita untuk berhenti melakukan kebaikan pada hari Sabat. Oleh sebab itu, Yesus berkata pada ayat 11-12: “Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ”Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.” (Simak kisah yang sama dalam Markus 3 dan Lukas 6).

Masih ada beberapa contoh ayat lain, tetapi intinya adalah, Yesus tidak pernah mengatakan bahwa pengudusan hari Sabat sudah ditiadakan. Yang dilakukan Yesus adalah memberikan garis-garis besar cara yang  benar dalam menurut hukum hari Sabat.

Nubuatan Yesus dan Hari Sabat

Matius 24 adalah pasal dimana Yesus mengamarkan dan menubuatkan kehancuran kota Yerusalem dan masa kepicikan yang akan terjadi di akhir zaman sebelum kedatanganNya yang ke dua kali. Khususnya Matius 24:20, Yesus mengamarkan para muridNya untuk berdoa agar jika mereka harus melarikan diri ke gunung-gunung saat kehancuran Yerusalem, hal itu tidak terjadi pada musim dingin atau hari Sabat: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.” Jika memang Yesus datang untuk mengubah hukum hari Sabat seperti ajaran para pemeluk hari Minggu, Yesus tidak perlu menekankan pentingnya hari perhentian hari Sabat sehubungan dengan pengungsian umat Kristiani yang terjadi puluhan tahun setelah kenaikan Yesus ke surga.

Sejarawan dan juga saksi mata abad pertama yang bernama Flavius Josephus dalam bukunya “The Jewish War” mencatat tentang kehancuran kota Yerusalem pada tahun 70 Sesudah Masehi. Amaran Kristus puluhan tahun sebelumnya, diingat oleh umat Kristiani yang tinggal di Yerusalem. Menurut Eusebius, seorang sejarawan Kristen mula-mula, ahli theologia dan bishop dari Caesarea yang hidup sekitar tahun 260-339 Sesudah Masehi, dalam bukunya: “Ecclesiastical History” Buku III, Bab V, Bagian 3,  mengatakan bahwa sebelum kehancuran Yerusalem, umat Kristiani terinspirasi untuk melarikan diri ke kota Pella, dengan demikian mereka selamat dari kehancuran. Tetapi bangsa Yahudi yang menolak ajaran Yesus, turut binasa saat jenderal Roma Titus membakar hangus kota Yerusalem.

Dalam Kematianpun Yesus Tetap Berhenti Pada Hari Sabat.

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.” Yohanes 19:31.

 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.” Yohanes 20:1.

Kesimpulan: Ayat-ayat di atas memberi bukti-bukti jelas akan ajaran Yesus. Yesus tidak datang untuk mengubah hukum keempat, tapi Dia meneguhkan hukum itu dan meninggalkan contoh bagi umat manusia bagaimana cara menuruti semua hukum Allah dengan benar, termasuk hukum hari Sabat.  Ajaran yang sama itu, dituruti oleh para muridNya (Topik ini akan kita bahas selanjutnya).

Artikel Yang Berhubungan:


Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org
13 Desember 2025