Bab 11: Kemenangan Iman/E.J. Waggoner

Bab 11: Kemenangan Iman/E.J. Waggoner

Alkitab berkata, “orang benar akan hidup oleh iman.” Kebenaran Allah itu “nyata dalam iman yang menuntun kepada iman” Roma 1:17. Tak ada yang lebih baik yang dapat mengilustrasikan bagaimana pekerjaan iman daripada contoh-contoh yang tertulis dalam Kitab Suci sebagai pelajaran bagi kita “supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” Roma 15:4. Pertama-tama, kita akan melihat peristiwa penting yang tertulis dalam 2 Tawarikh 20:2. Pembaca diajak untuk mempelajari peristiwa ini dengan membuka Alkitab masing-masing.

Read More

Bab 10: Penerimaan Allah/E.J. Waggoner

Bab 10: Penerimaan Allah/E.J. Waggoner

Banyak orang ragu memulai pelayanan untuk Tuhan, sebab mereka takut bahwa Allah tidak akan menerima mereka.  Ribuan orang yang sudah bertahun-tahun mengaku sebagai pengikut Kristus, masih saja ragu akan penerimaan Allah bagi mereka. Untuk itulah saya menulis bab ini. Saya tidak akan membingungkan pikiran mereka dengan berspekulasi, tetapi saya akan berusaha untuk memberikan jaminan pasti dari firman Allah.

Read More

Bab 8: Kebenaran Allah/E.J. Waggoner

Bab 8: Kebenaran Allah/E.J. Waggoner

Kebenaran Allah, kata Yesus, adalah satu-satunya yang harus dicari dalam hidup ini. Makanan dan pakaian adalah hal-hal yang kecil dibanding dengan kebenaran tersebut. Allah akan menyediakan keperluan itu sebagaimana mestinya, agar kecemasan dan kekuatiran tidak perlu dicurahkan untuk hal-hal tersebut. Tapi jaminan kerajaan Allah dan kebenaran-Nya haruslah dijadikan tujuan hidup satu-satunya.

Read More

Kata Ibrani ELOHIM

Kata Ibrani ELOHIM

Elohim, kata tunggalnya Eloah (Ibrani: Allah), Allah Israel dalam Perjanjian Lama. Jamak dari keagungan, istilah Elohim—walau kadang digunakan untuk ilah-ilah lain, seperti Kemosh, allah bangsa Moab, Astarte, allah bangsa Sidon, dan juga untuk makhluk-makhluk agung lain seperti malaikat-malaikat, raja-raja, hakim-hakim (Perjanjian Lama Shofetim), dan Mesias—biasanya digunakan dalam Perjanjian Lama hanya untuk Allah Israel Yang Esa, yang nama pribadi dinyatakan kepada Musa sebagai YHWH, atau Yahweh (q.v). Apabila mengacu pada Yahweh, elohim sering sekali diikuti oleh kata ha-, yang berarti, dalam kombinasi, “Allah,” dan kadang dengan identifikasi lebih lanjut Elohim hayyim, artinya “Allah yang Hidup.”

Read More